Pasukan Filipina bentrok dengan militan Muslim dalam baku tembak yang menyebabkan sedikitnya enam tentara dan dua pemberontak tewas di pedalaman yang diselimuti kabut di selatan, kata para pejabat militer.
Panglima militer Jenderal Romeo Brawner Jr. mengatakan empat tentara lainnya terluka dalam serangan tentara hari Minggu (18/2) terhadap pejuang Dawlah Islamiyah, kelompok kecil bersenjata yang bersekutu dengan ISIS, dekat kota Munai di provinsi Lanao del Norte.
Pasukan sedang memburu sejumlah militan yang belum diketahui jumlahnya, yang mundur dari lokasi pertempuran, kata para pejabat militer. Brawner bersumpah untuk memberikan keadilan bagi tentara yang terbunuh dan terluka.
“Saya meyakinkan keluarga mereka dan setiap warga Filipina bahwa keadilan akan ditegakkan dan semua upaya akan dilakukan untuk mengejar musuh,” kata Brawner dalam sebuah pernyataan dikutip ABC News.
“Pasukan kami termotivasi untuk menyelesaikan tugas dan mencapai misi kami mengalahkan kelompok teroris lokal untuk selamanya,” katanya seraya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para prajurit.
Militer telah membunuh 18 pejuang Dawlah Islamiyah, termasuk pemimpinnya, dalam serangkaian serangan militer setelah kelompok tersebut disalahkan atas pemboman pada 3 Desember yang menyebabkan empat orang tewas dan 50 lainnya terluka saat menghadiri Misa Katolik di Mindanao State University di selatan kota Marawi.
Dawlah Islamiyah, salah satu dari sedikit kelompok bersenjata yang masih melancarkan pemberontakan separatis di Filipina selatan, kampung halaman bagi minoritas Muslim di negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik.
Kelompok separatis bersenjata terbesar, Front Pembebasan Islam Moro, menandatangani perjanjian perdamaian dengan pemerintah pada tahun 2014 yang meredakan pertempuran sporadis selama puluhan tahun. Militer secara terpisah memerangi pemberontakan komunis yang telah berlangsung selama puluhan tahun, yang telah dilemahkan oleh kemunduran dalam pertempuran, pertikaian, dan penyerahan diri.
The Philippine Star melaporkan, pejabat setempat mengatakan tujuh teroris, bukan tiga seperti yang diberitakan sebelumnya, tewas dalam baku tembak yang terjadi di daerah pedalaman Barangay Ramain.
Korban tewas Angkatan Darat diidentifikasi sebagai Kopral Rey Anthony Salvador, Reland Tapinit dan Rodel Mobida; Pfc. Arnel Tornito, dan Prajurit Michael John Lumingkit dan James Porras.
“Kami tidak mau mengambil risiko. Kami berjaga-jaga terhadap kemungkinan pembalasan dari para teroris. Kelompok ini dikenal menyerang orang-orang untuk membalaskan dendam rekan-rekan mereka yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan pemerintah,” kata Direktur Polisi Bangsamoro Brigjen Jenderal Allan Nobleza, Selasa (20/2).
Panglima Angkatan Darat Letjen Roy Galido mengatakan kepada wartawan bahwa mereka menerima informasi bahwa tujuh teroris tewas dalam bentrokan di Barangay Ramain.
Galido mengatakan Angkatan Darat tidak dapat memastikan jumlah korban tanpa menghitung jumlah korban sebenarnya.
Sumber mengatakan dua teroris yang terluka adalah sepupu Khadafi Mimbesa, dalang serangan bom di Mindanao State University pada bulan Desember.
Mimbesa adalah satu dari sembilan teroris Dawlah Islamiya yang tewas dalam operasi militer di Piagapo, Lanao del Sur pada 26 Januari.(abcnews,philstar)