China mengumumkan akan menaikkan tarif atas impor Amerika Serikat senilai US$60 miliar per 1 Juni 2019. Langkah ini memperpanjang perang dagang antara kedua negara yang telah berlangsung sejak pertengahan tahun lalu.
Langkah China diumumkan hanya tiga hari setelah AS menaikkan tarif lebih dari dua kali lipat atas impor China menjadi US$200 miliar, atau naik menjadi 25% dari yang sebelumnya 10%.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan agar Presiden China Xi Jinping tidak menaikkan tarif. Namun, Beijing mengatakan tidak akan diam dan menerima "buah pahit" yang merugikan kepentingannya.
Barang-barang impor AS yang terkena dampak kenaikan tarif termasuk daging sapi, produk domba dan babi, berbagai jenis sayuran, jus buah, minyak goreng, serta teh dan kopi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang dalam pengarahan media di Beijing menegaskan negaranya tidak akan pernah menyerah kepada tekanan dari pihak luar.
Putaran terakhir dari negosiasi perdagangan AS-China pada Jumat (10/5) berakhir tanpa kesepakatan di Washington.
AS berpendapat perdagangan Beijing dengan Washington bisa mencapai surplus karena selama ini praktiknya tidak adil dan hanya menguntungkan China. Trump juga pernah menuding China mencuri kekayaan intelektual dari sejumlah perusahaan AS.
Selain menaikkan tarif impor China menjadi US$200 miliar, Trump dilaporkan telah meminta Kementerian Perdagangan AS untuk memulai proses meningkatkan tarif bagi seluruh barang impor China yang tersisa. Kenaikan tarif berikutnya mencapai US$300 miliar.
Meskipun begitu, pada Senin (13/5), Trump mengatakan belum membuat keputusan apakah akan lanjut menerapkan peningkatan tarif tambahan itu.
Walau kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang pada pekan lalu, Trump menegaskan AS masih memiliki hubungan yang baik dan kuat dengan China.
Dia mengatakan kedua pihak akan kembali bertatap muka pada KTT G20 yang akan berlangsung di Jepang pada 28-29 Juni.
"Mungkin sesuatu akan terjadi," kata dia. "AS dan China akan bertemu ... di G20 di Jepang dan saya pikir itu dapat menjadi pertemuan yang bermanfaat."
Sebelumnya, Trump telah memperingatkan China untuk tidak mengambil tindakan tit-for-tat dalam merespons kenaikan tarif yang diterapkan AS.
"China seharusnya tidak membalas, itu hanya akan memperburuk keadaan!," twit Trump.
Dalam twitnya tersebut, Trump menuturkan bahwa China telah mengambil keuntungan dari AS selama bertahun-tahun. Dia menambahkan, konsumen AS dapat menghindari tarif dengan membeli produk yang sama dari sumber lain.
"Banyak perusahaan yang terdampak tarif akan meninggalkan China dan bertolak ke Vietnam serta negara-negara lain di Asia," lanjutnya.
Cara Trump mengatasi persoalan perang dagang dengan China telah membuatnya berselisih dengan penasihat ekonominya sendiri, Larry Kudlow. Bahkan Kudlow pernah menyebut, baik AS maupun China akan menderita jika ketegangan tidak diredakan.