close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Bangkai pesawat dikelilingi petugas penyelamat di bandara Kathmandu di Nepal, Senin (12/3)./ Antarafoto
icon caption
Bangkai pesawat dikelilingi petugas penyelamat di bandara Kathmandu di Nepal, Senin (12/3)./ Antarafoto
Dunia
Selasa, 13 Maret 2018 14:07

Bandara Kathmandu Nepal kerap makan korban

Nepal terkenal dengan bandaranya yang memiliki medan terjal. Jika tak hati-hati, maskapai bisa tergelincir menabrak gunung atau bebukitan.
swipe

Kecelakaan pesawat maskapai US-Bangla di Bandara Internasional Kathmandu, yang menewaskan 49 orang mengingatkan tentang bahaya dunia penerbangan di Nepal. Bandara di Nepal memang dikenal berbahaya. Hanya pilot berpengalaman dan memiliki keahlian tinggi diperbolehkan untuk menerbangkan pesawat dari dan ke Nepal.

Maklum, Nepal adalah negara pegunungan. Kebanyakan bandara di sana juga bertempat di pegunungan dengan bebukitan dan lembah curam. Selain itu, cuaca yang kerap tidak stabil menjadi tantangan terberat bagi pilot.

“Mendarat di Bandara Kathmandu memang membutuhkan keahlian khusus,” kata mantan penerbang Iqbal Hossain, di Bangladesh, dilansir BBC pada Selasa (13/3). Dia menceritakan di ujung landasan bandara terdapat sebuah gunung. “Setiap pesawat yang akan mendarat sering terhalang gunung. Untuk itu setelah pilot melewati gunung, dia harus bergerak cepat untuk mendarat,” tuturnya.

Tak hanya gunung, lanjutnya, di samping landasan juga dijumpai lembah. Jika pesawat tergelincir, maka sudah bisa dipastikan jatuh dan hancur. “Bandara Kathmandu itu merupakan salah satu bandara paling berbahaya di dunia,” paparnya.

Sudah banyak kecelakaan di bandara tersebut. Kecelakaan terbaru yang terjadi pada Senin lalu merupakan tragedi paling mematikan, setelah kecelakaan pesawat maskapai Pakistan International Airlines pada 1992 yang menewaskan 167 orang. Di tahun yang sama, kecelakaan juga menimpa ada maskapai Thai Airways dan menewaskan 113 orang.

Sementara, kecelakaan baru-baru ini yang terjadi pada Bombardier Dash 8 Q400 mengangkut 71 orang termasuk awak kabin. Menurut korban selamat, jelang kecelakaan, terdengar ledakan keras dan pesawat terguncang hebat. Saksi mata menggambarkan kekacauan ketika banyak orang menangis di dalam pesawat. “Saya bisa menyelamatkan diri karena duduk di dekat jendela,” terang Basanta Bohora, korban selamat yang kini dirawat di rumah sakit.

Menurut saksi lainnya, Sanam Shakya, pesawat turun dan naik, kemudian bergerak ke kanan dan ke kriri. “Saya pikir itu karena ada kepadatan lalu lintas udara,” ujar Shakya. Tapi, dia baru tahu kalau ada masalah di pesawat sehingga terpaksa mendarat.

Penyebab kecelakaan belum bisa diketahui. Maskapai US-Bangla menyalahkan petugas pengatur lalu lintas udara. Sedangkan pihak bandara menuding pesawat datang dari arah yang salah. Nantinya, penyelidikan menunggu percakapan antara pilot dan petugas pengatur lalu lintas udara.

img
Dika Hendra
Reporter
img
Purnama Ayu Rizky
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan