Masyarakat Korea Selatan, tepatnya Kota Seoul, sedang mengalami kebanjiran, setelah hujan lebat pada Minggu (7/8) hingga Senin (9/8) tanpa henti.
Dikutip dari BBC News, banjir tersebut menyebabkan sembilan orang meninggal. Banjir ini juga di klaim sebagai yang paling parah setelah 80 tahun terkahir. Adapun beberapa warga lokal di kota ini mengungsi di basement apartemen untuk menghindari banjir ini.
Pemerintah Korea Selatan menganggap, banjir ini adalah bagian dari dampak perubahan iklim yang melanda seluruh dunia. Banjir ini juga dianggap sebagai peringatan bagi negara lain untuk waspada, kepada peringatan bahaya perubahan iklim ini. Banjir yang sangat ekstrim ini sangat mempunyai dampak bagi Korea Selatan di hampir semua sektor.
Dikutip dari Sky News, sebanyak 800 bangunan di kota ini mengalami dampak akibat banjir ini. Sebanyak 790 orang terpaksa meninggalkan rumahnya, agar bisa mencari tempat yang aman. Peristiwa ini dirasakan sangat berat bagi warga Seoul, mengingat ini kejadian langka yang terjadi dari beberapa puluh tahun sebelumnya.
Hal yang berbeda terlihat mengenai wajah Kota Seoul, mengingat branding kota ini adalah kota yang jauh dari banjir. Namun, hujan besar yang terjadi kemarin sangat merubah wajah Kota Seoul, hingga negara Korea Selatan. Wajah Seoul yang sangat metropolitan, langsung berubah drastis dan menjadi lumpuh karena banjir ini.
Diharapkan dalam beberapa hari kedepan banjir ini menjadi surut. Namun, kekhawatiran yang lain muncul bagi warga Seoul. Kekhawatiran tersebut muncul. Khususnya jika dalam beberapa hari ke depan ada hujan yang lebih besar, atau dengan intensitas yang sama apakah akan ada banjir lagi untuk selanjutnya seperti hari kemarin.