Bernie Sanders (78) pada Senin (13/4) menyatakan dukungan bagi mantan rivalnya, Joe Biden (77), untuk mengalahkan Donald Trump (73) dalam Pilpres AS 2020.
Dukungan Sanders terhadap Biden datang pada saat kritis dalam masa kampanye, ketika Biden berupaya menyatukan partai setelah pemilihan pendahuluan yang sengit.
Dengan menyokong Biden, Sanders mengirim sinyal yang jelas kepada para pendukungnya bahwa mereka harus merapatkan barisan di belakang satu-satunya calon presiden Partai Demokrat demi menumbangkan Trump.
"Hari ini, saya meminta seluruh rakyat AS, seluruh Demokrat, setiap independen, Republikan, untuk bersama dalam kampanye ini mendukung pencalonan Anda," kata Sanders dari Vermont via live stream kepada Biden.
"Kami membutuhkan Anda di Gedung Putih. Kita harus menjadikan Trump presiden satu periode. Saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk mewujudkannya."
Sanders menyingkir dari nominasi calon presiden Partai Demokrat pekan lalu setelah dukungan delegasi yang didapatnya tertinggal jauh di belakang Biden.
Sementara itu, Biden yang merupakan mantan senator asal Delaware dan juga mantan wakil presiden era Barack Obama, berterima kasih kepada Sanders atas sokongannya.
"Anda telah menjadi suara paling kuat bagi AS yang lebih jujur dan adil," ujar Biden kepada Sanders.
"Jika saya dinominasikan, saya benar-benar membutuhkan Anda. Bukan hanya untuk memenangkan kampanye, tetapi untuk memerintah."
Biden masih menghadapi skeptisisme mendalam dari pemilih muda progresif, yang banyak di antaranya mendukung Sanders.
Pada Senin, Biden dan Sanders mengumumkan bahwa staf mereka telah membentuk enam gugus tugas untuk membantu menemukan landasan bersama mengenai perbedaan kebijakan yang mereka usung. Kelompok-kelompok itu akan membahas kebijakan ekonomi, pendidikan, peradilan pidana, imigrasi, perubahan iklim, dan perawatan kesehatan.
"Bukan rahasia besar di luar sana, Joe, bahwa Anda dan saya memiliki perbedaan ... itu nyata," terang Sanders seraya menyatakan optimisme bahwa kelompok kerja akan dapat meramu perjanjian terkait kebijakan dan konsesi. (The Guardian)