Aksi serangan yang diduga kuat berlatar terorisme mengguncang Johor Bahru, Malaysia Jumat 17 Mei. Serangan itu menewaskan dua aparat kepolisian setempat.
The Star melaporkan bahwa penyerang berusia 34 tahun, yang diyakini sebagai anggota kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI), juga melukai seorang polisi lainnya sebelum dia terbunuh dalam baku tembak di kantor polisi Ulu Tiram.
Kota pinggiran Ulu Tiram terletak sekitar 10 kilometer dari Gunung Austin, tujuan belanja populer bagi warga Singapura.
Inspektur Jenderal Polisi Malaysia Razarudin Husain mengatakan bahwa petugas polisi sedang menangani pasangan, berusia 21 dan 22 tahun, yang berada di kantor polisi pada pukul 02.30 pagi untuk mengajukan laporan tentang kasus pelecehan seksual yang terjadi dua tahun lalu.
Pada saat yang sama, seorang penyusup bertopeng bersenjatakan parang datang ke kantor polisi dengan menggunakan sepeda motor. Seorang polisi yang memeriksanya, lehernya disayat.
“Tersangka kemudian mengambil senjata korban. Pada saat yang sama, dua polisi kendaraan patroli keliling (MPV) lainnya yang baru saja selesai patroli kembali ke kantor polisi," ungkap Husain.
“Salah satu orang kami tertembak di pipinya dan peluru menembus kepalanya, sementara yang lain tertembak di bahu dan pinggang,” imbuh dia.
Penyerang kemudian tewas dalam baku tembak di kantor polisi, Malay Mail melaporkan.
Anggota keluarga penyerang ditangkap
Husain mengatakan polisi telah menangkap lima anggota keluarga penyerang yang berusia antara 19 hingga 62 tahun.
Mereka diduga anggota JI, setelah beberapa barang yang berkaitan dengan kelompok tersebut ditemukan di rumah pelaku.
Husain mengatakan, tersangka sempat berkonfrontasi dengan polisi dengan lembaran seng dan kertas di dalam tasnya yang ia gunakan sebagai tameng.
Ia menambahkan, polisi meyakini penyerangan kantor polisi tersebut bertujuan untuk mencuri senjata di sana.
“Pasangan muda yang sebelumnya berada di kantor polisi untuk mengajukan laporan [juga ditangkap],” kata Husain, seraya menambahkan bahwa “tidak logis” bagi mereka untuk melaporkan kejadian yang diduga terjadi dua tahun lalu.(asiaone,malaymail)