Duta Besar India untuk Indonesia Pradeep Kumar Rawat menyampaikan duka cita atas tragedi pengeboman pada Minggu Paskah di Sri Lanka. Saat ini total korban tewas mencapai 321 orang.
"Hilangnya nyawa sungguh memprihatinkan, khususnya jika nyawa-nyawa itu hilang akibat aksi terorisme," tutur Dubes Rawat di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Selasa (23/4).
Menurut Dubes Rawat, peristiwa mengerikan itu kembali menjadi pengingat bagi dunia untuk bekerja sama membasmi terorisme.
"Pada titik ini, sangat penting bagi kita semua untuk membulatkan tekad yang lebih kuat untuk memerangi ancaman terorisme," tegasnya. "Penting untuk diingat bahwa terorisme adalah musuh bersama umat manusia."
Di antara korban tewas terdapat 38 warga negara asing.
Dilansir Reuters, seorang pejabat pemerintah India menyatakan bahwa setidaknya lima warga negara India tewas dalam teror pada Minggu Paskah. Kelimanya merupakan anggota dari partai politik, Janata Dal Secular (JDS). Dua anggota JDS lainnya masih dinyatakan hilang.
Ketujuh warga India itu dilaporkan menginap di Shangri-La Hotel di Kolombo di mana seorang pengebom bunuh diri menyerang ketika para tamu sedang sarapan bersama di restoran hotel.
"Mereka sedang sarapan di lantai dua ketika ledakan terjadi," tutur Rajath B., teman dari salah satu korban. "Keluarga mereka di India mengetahui peristiwa pengeboman dari televisi."
Ketua JSD H. D. Kumaraswamy mengatakan dia sangat berduka atas kehilangan itu.
"Mereka adalah pekerja yang berkomitmen dari partai kami dan kepergian mereka telah membawa kesedihan yang sangat besar kepada kami," ujarnya di Twitter.
Sri Lanka menuding kelompok ekstremis lokal, National Thowheed Jamath (NTJ), sebagai dalang di balik tragedi bom Minggu Paskah. Namun, kelompok ini belum bersuara.
Teranyar, lewat pernyataan yang dirilis oleh media propaganda, Amaq, ISIS mengaku bertanggung jawab atas pengeboman. Seperti dikutip dari Independent, kelompok itu mengatakan mereka menargetkan umat Kristiani dan warga asing asal negara yang membombardir mereka.
Namun, klaim ISIS itu tidak disertai bukti atau informasi lebih lanjut. Pernyataan ISIS mirip dengan klaim-klaim serupa sebelumnya, di mana sebuah aksi teror dianggap terinspirasi oleh mereka tetapi tidak secara langsung didalangi oleh mereka.