Kepala kepolisian dan mantan Menteri Pertahanan Sri Lanka ditangkap pada Selasa (2/7) karena disebut gagal mencegah bom Minggu Paskah yang menewaskan lebih dari 250 orang pada 21 April 2019.
"Departemen Investigasi Kriminal (CID) menangkap Inspektur Jenderal Polisi Pujith Jayasundara dan mantan Menhan Hemasiri Fernando ketika mereka menerima perawatan medis di rumah sakit pemerintah," demikian disampaikan juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekera.
Jaksa Agung Dappula de Livera memerintahkan penangkapan mereka pada Senin (1/7) dan mendesak penjabat kepala kepolisian untuk mengajukan dakwaan terhadap keduanya, termasuk atas kejahatan terhadap kemanusiaan.
Jayasundara dan Fernando adalah dua pejabat pertama yang ditangkap karena dianggap gagal mencegah serangan Minggu Paskah, yang diklaim dilakukan oleh ISIS. Pengeboman itu terjadi meski telah ada peringatan berulang kali dari intelijen India.
Presiden Maithripala Sirisena menuduh Fernando dan Jayasundara gagal menindaklanjuti laporan intelijen pada 4 April tentang pengeboman Minggu Paskah.
Sebelumnya, di hadapan parlemen, Jayasundara mengklaim bahwa presidenlah yang telah meminta dirinya untuk bertanggung jawab atas pengeboman dan mengundurkan diri. Dia dijanjikan akan ditempatkan di pos diplomatik sebagai imbalannya.
Jayasundara menolak untuk berhenti dan kemudian diminta untuk cuti wajib. Wakilnya diminta untuk menggantikannya.
Fernando, yang mengundurkan diri sebagai menhan, mengaku kepada parlemen bahwa Sirisena telah memberikan instruksi agar memastikan bahwa Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, lawan politik Sirisena, tidak dapat menjangkau pertemuan dewan keamanan.
Sirisena belum secara terbuka merespons tuduhan tersebut.