Pesta di tempat tinggal Perdana Menteri (PM) Inggris, Downing Street, pada 20 Mei 2020 disinyalir digelar sebagai perayaan ulang tahun Boris Johnson. Isu ini merebak seiring beredar luasnya foto-foto pesta, yang digelar saat pemberlakuan karantina wilayah (lockdown) dan dihadiri sekitar 30 orang.
Reuters pada Selasa (25/1) melaporkan, Johnson terlibat dalam sebuah kerumunan berisi 30 orang di antara ratusan orang lain di sana untuk merayakan ulang tahun. Istrinya sendiri yang menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Namun, kantor Johnson membantahnya.
"Dia hanya berada di sana kurang dari 10 menit,” ujar pernyataan resmi Kantor PM Inggris.
Sementara itu, ITV News mengatakan, sebenarnya ada pertemuan lain sebelum pesta di Downing Street. Kantor PM pun menyangkalnya.
Johnson, yang menjabat sebagai PM Inggris sejak 24 Juli 2019 hingga sekarang, telah memberikan klarifikasi atas masalah ini. Awalnya, dia mengklaim tidak melanggar aturan lockdown, lalu meminta maaf kepada rakyatnya.
Petugas polisi yang menjaga Downing Street telah diwawancarai pejabat Kantor Kabinet Sue Gray dan memberikan bukti yang bisa memberatkan posisi Johnson.
"Johnson telah benar-benar kehilangan otoritasnya," ujar Kepala Staf Downing Street, Nick Timothy.
Runtuhnya otoritas Johnson dikhawatirkan menyebabkan disfungsi politik meluas dan bahaya lebih lanjut bagi Partai Konservatif. Kasus ini pun membuat Johnson tidak lagi populer dan melemah.
Sebelumnya, Johnson juga pernah mengeluarkan pernyataan dirinya membantah tuduhan pesta 20 Mei 2020. Dia menyebut, sua tersebut hanya pertemuan kerja alih-alih pesta minuman keras.
Di sisi lain, setidaknya dibutuhkan dukungan 54 dari 359 anggota parlemen dari Partai Konservatif untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap Johnson.
Pada Senin (24/1) kemarin, Johnson pun memerintahkan penyelidikan atas pernyataan Nusrat Ghani yang mengaku pernah menjabat sebagai menteri di kabinet sejak 2018 dan dipecat pada 2020 karena dirinya muslim.