Sebuah bus di Peru yang tengah melakukan perjalanan di jalan pegunungan jatuh ke lereng. Peristiwa itu mengakibatkan sedikitnya 24 orang meninggal dunia.
Bus tersebut sedang melakukan perjalanan ke utara dari Ayacucho di bagian selatan-tengah negara itu ke Huancayo, ibu kota wilayah Junin, ketika jatuh sekitar pukul 01:30 waktu setempat (06:30 GMT) pada hari Senin.
Media lokal melaporkan bahwa bus tersebut terbalik beberapa kali saat terjatuh di daerah pegunungan terjal di kawasan Huancavelica.
Manuel Zevallos Pacheco, walikota distrik Anco, mengatakan kepada outlet berita RPP bahwa bus tersebut jatuh ke lereng yang tingginya sekitar 150 meter.
Pemerintah daerah Ayacucho melaporkan bahwa mereka telah merawat 11 penumpang yang terluka di Rumah Sakit Pendukung Huanta. Surat kabar La Republica memperkirakan sebanyak 36 orang mungkin terluka.
Otoritas transportasi Peru, SUTRAN, mengeluarkan pernyataan pada hari Senin yang menyampaikan belasungkawa atas korban tewas dan berjanji untuk menyelidiki apa yang terjadi.
Ia menambahkan bahwa, berdasarkan penyelidikan awal, bus tersebut memiliki izin yang tepat untuk mengangkut penumpang: Bus tersebut memiliki asuransi kecelakaan wajib dan telah lulus pemeriksaan kendaraan.
“Saat ini, SUTRAN sedang melanjutkan penyelidikannya, sebagaimana ditetapkan dalam kerangka kewenangannya,” tulis badan tersebut yang menggarisbawahi mereka berkomitmen untuk mengawasi kepatuhan terhadap peraturan federal.
Perusahaan yang mengoperasikan rute bus, Molina Union, mengkonfirmasi jumlah korban tewas kepada kantor berita Reuters pada hari Senin tetapi menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Kecelakaan yang terjadi pada hari Senin ini adalah insiden mematikan terbaru di jalan raya Peru, yang sebagian besar dibangun di daerah terjal Pegunungan Andes.
Pada bulan Januari, sebuah bus yang membawa 60 penumpang terjun dari tebing di Peru utara, menewaskan sedikitnya 24 penumpang, menurut laporan awal.
Pada tahun 2021, serangkaian kecelakaan terjadi dalam kurun waktu empat hari, termasuk dua kecelakaan yang melibatkan bus. Salah satunya jatuh ke jurang di tenggara negara itu, sementara yang lain jatuh dari tebing sekitar 60 km (37 mil) dari ibu kota Lima.
Pihak berwenang yang menyelidiki kasus terakhir mengatakan “kecerobohan” dan “kecepatan tinggi” merupakan faktor penyebabnya. Para ahli juga mempertanyakan apakah pengemudi bus yang melewati jalan pegunungan yang berkelok-kelok ini mendapat pelatihan yang tepat.
Sementara itu, dalam wawancara dengan RPP, Walikota Zevallos Pacheco mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap Kementerian Perhubungan dan Komunikasi, yang dituduhnya tidak menyelidiki longsoran salju baru-baru ini yang terjadi di jalan yang sama tempat terjadinya kecelakaan pada hari Senin.
Praktis akibatnya kita mengalami kecelakaan, ujarnya kepada RPP.
Outlet berita tersebut melaporkan bahwa kecelakaan lalu lintas telah meningkat di Peru dalam beberapa tahun terakhir, dengan jumlah korban cedera meningkat dari 38.447 pada tahun 2020 menjadi 53.544 pada tahun lalu. Kematian terkait lalu lintas juga meningkat menjadi 3.311 pada tahun 2022.(reuters, aljazeera)