close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Seorang pria memakai masker sambil membawa kantong belanja di Oslo, Norwegia, Jumat (13/3). ANTARA FOTO/NTB Scanpix/Hakon Mosvold Larsen via REUTERS
icon caption
Seorang pria memakai masker sambil membawa kantong belanja di Oslo, Norwegia, Jumat (13/3). ANTARA FOTO/NTB Scanpix/Hakon Mosvold Larsen via REUTERS
Dunia
Selasa, 17 Maret 2020 11:41

Cegah penyebaran Covid-19, Malaysia batasi pergerakan nasional

Tidak hanya Malaysia, sejumlah negara seperti Italia, Filipina, Spanyol, Prancis, dan Denmark juga mengambil langkah serupa.
swipe

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin pada Senin (16/3) malam mengumumkan bahwa Malaysia akan berada di bawah Perintah Kawalan Pergerakan atau pembatasan pergerakan secara nasional demi mencegah penyebaran lebih lanjut coronavirus jenis baru di dalam negeri.

Untuk sementara Malaysia akan melarang masuk semua pendatang, sementara penduduk dilarang bepergian ke luar negeri. Tempat ibadah, sekolah, universitas, dan toko-toko akan ditutup kecuali pasar yang memasok kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, warga Malaysia yang kembali dari luar negeri diwajibkan mengarantina diri selama dua pekan.

PM Muhyiddin menyebut, langkah-langkah pembatasan tersebut akan efektif mulai 18-31 Maret. Dia memastikan warga tidak akan kekurangan persediaan makanan dan medis.

"Prioritas pemerintah sekarang adalah untuk mencegah penyebaran virus ini," kata Muhyiddin. "Butuh langkah-langkah drastis untuk memulihkan situasi secepat mungkin."

Malaysia memiliki jumlah kasus positif terbesar di Asia Tenggara, yaitu 566.

PM Muhyiddin juga melarang pertemuan massa yang mencakup acara keagamaan, pertandingan olahraga, serta acara sosial dan budaya.

Pihak berwenang menutup lembaga pemerintah dan swasta kecuali yang terlibat dengan layanan penting negara termasuk air, listrik, energi, telekomunikasi, pos, transportasi, keuangan, penyiaran, perbankan, kesehatan, pemadam kebakaran, penjara, keamanan dan pertahanan, serta persediaan makanan.

Seperti halnya Malaysia, sejumlah negara pun menerapkan kebijakan baik itu lockdown atau pembatasan demi membatasi penyebaran coronavirus jenis baru atau Covid-19. Berikut di antaranya:

Italia

Italia menjadi negara pertama di Eropa yang memperluas lockdown ke seluruh negeri. Perdana Menteri Giuseppe Conte mengumumkan langkah tersebut pada 11 Maret.

Menurut situs pemerintah Italia, lockdown nasional akan berlangsung hingga 25 Maret dan meliputi penutupan semua kegiatan katering mulai dari bar, restoran, hingga toko roti. Apotek dan supermarket akan tetap buka.

Warga diimbau untuk tidak meninggalkan rumah kecuali untuk keperluan mendesak seperti membeli makanan sehari-hari atau kebutuhan medis. Saat berada di ruang publik, warga diminta untuk menjaga jarak setidaknya satu meter antarsesama.

Pemerintah juga menutup sekolah dan universitas di seluruh negeri hingga 3 April. Otoritas Italia menangguhkan semua pertemuan publik termasuk acara budaya, aktivitas keagamaan, dan pertandingan olahraga.

Tempat-tempat rekreasi seperti teater, bioskop, museum, dan perpustakaan juga akan tetap ditutup hingga lockdown berakhir. Warga yang melanggar ketentuan pemerintah dapat dikenakan denda maksimal US$229, bahkan ancaman penjara hingga beberapa bulan.

Italia mencatat 27.980 kasus infeksi Covid-19 dengan 2.158 kematian.

Filipina

Presiden Filipina Rodrigo Duterte pekan lalu memerintahkan lockdown wilayah Metro Manila mulai 15 Maret hingga 14 April. Perjalanan darat, udara, dan laut dari dan ke Metro Manila ditangguhkan selama satu bulan.

Pembatasan perjalanan bagi penduduk pun diberlakukan, siapa pun yang ingin memasuki wilayah Metro Manila untuk keperluan pekerjaan perlu menunjukkan dokumen resmi.

Kemudian pada Senin, Duterte menetapkan bahwa wilayah isolasi diperluas dari Metro Manila hingga Pulau Luzon.

"Karantina akan ditingkatkan di pulau berpopulasi lebih dari 57 juta orang itu," tutur juru bicara Duterte, Salvador Panelo.

Dia menyebut, seluruh penduduk di Luzon diwajibkan mengarantina diri di rumah masing-masing di bawah pengawasan polisi dan militer. Transportasi umum akan ditangguhkan serta distribusi stok bahan makanan dan kebutuhan dasar lainnya akan diatur.

Per Selasa (17/3) terdapat 142 kasus infeksi dan 12 kematian di Filipina. KBRI Manila menyebut bahwa dalam karantina di Metro Manila, semua pintu masuk ke wilayah tersebut dan tempat pemberhentian transportasi umum dijaga oleh polisi dan militer.

"Selain itu, 13 kota di Metro Manila telah memberlakukan jam malam yakni pukul 20.00 hingga 05.00," jelas keterangan KBRI Manila.

KBRI Manila menambahkan, sejumlah pusat perbelanjaan utama di Metro Manila ditutup mulai Senin hingga waktu yang belum ditentukan.

Spanyol

Pada Sabtu (14/3), Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan keadaan darurat nasional dan menerapkan partial lockdown selama 15 hari ke depan demi membendung penyebaran pandemi coronavirus.

Lebih dari 1.000 tentara telah dikerahkan di 14 kota di seluruh negeri untuk memperlancar jalannya lockdown. Polisi dikabarkan telah mendenda 199 orang dan menangkap satu penduduk karena melanggar peraturan lockdown di Madrid.

Koordinator Fungsi Pendidikan Sosial dan Budaya KBRI Madrid Tutty Dityawanty mengonfirmasi bahwa status Spanyol kini partial lockdown.

"Ya, betul (status partial lockdown). Pemerintah Spanyol menyebutnya kondisi siaga dan ini sudah berlaku sejak Sabtu," jelas Tutty kepada Alinea.id pada Senin.

Dia menjelaskan bahwa sebanyak 1.468 WNI yang tersebar di 14 kota di Spanyol dalam kondisi aman.

Pada Minggu, KBRI Madrid mengumumkan bahwa warga hanya diperbolehkan keluar rumah untuk keperluan membeli bahan pangan dan obat-obatan, ke rumah sakit atau mengantar orang sakit, bekerja, mengisi bahan bakar, ke bank, serta mencari tempat perlindungan jika terjadi bencana alam.

KBRI Madrid mengimbau WNI yang berada di Spanyol untuk memiliki persediaan bahan pangan dan obat-obatan yang cukup. Siapa pun yang tidak mematuhi kebijakan pemerintah akan dijatuhi denda besar.

"WNI diminta mematuhi keputusan pemerintah dan tetap tenang," jelas KBRI Madrid.

Lebih lanjut, KBRI mengimbau WNI yang sedang berlibur di Spanyol untuk secepatnya kembali ke Indonesia mengingat semua objek pariwisata dan restoran telah ditutup.

Pada Selasa, kasus infeksi di Spanyol meningkat menjadi 9.942 dengan fatalitas mencapai 342.

Prancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin memerintahkan pembatasan ketat pada pergerakan orang demi memperlambat penyebaran coronavirus jenis baru. Dia mengumumkan bahwa mulai Selasa, penduduk hanya diperbolehkan keluar dari rumah untuk membeli bahan makanan, bepergian untuk urusan pekerjaan, berolahraga, atau perawatan medis.

Siapa pun yang melanggar kebijakan pembatasan yang berlaku hingga 15 hari ke depan tersebut akan dikenakan denda maksimal US$151.

"Saya tahu apa yang saya minta dari Anda belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi keadaan menuntut kami mengambil tindakan ini," ujar Macron.

Sekitar 100.000 polisi akan dikerahkan untuk menegakkan pembatasan pergerakan. Pos pemeriksaan juga akan didirikan di seluruh negeri.

Presiden Macron menyatakan akan menutup perbatasan antarnegara Uni Eropa dan melarang masuk seluruh pendatang selama 30 hari ke depan. Dia meminta warga Prancis yang berada di luar negeri untuk menghubungi kedutaan setempat jika ingin pulang.

Di Prancis, pandemi coronavirus telah menginfeksi 6.633 dengan 148 kasus kematian.

Macron berjanji pemerintah akan memberikan paket stimulus senilai US$353 miliar untuk menopang kondisi ekonomi nasional. Rencana tersebut akan diajukan ke parlemen dalam beberapa minggu mendatang.

Denmark

Sebagian besar wilayah di Denmark telah menerapkan pembatasan pergerakan sejak Kamis (12/3). Sebelumnya, pemerintah menutup seluruh sekolah dan universitas serta meminta karyawan untuk bekerja dari rumah dalam upaya mengekang penyebaran coronavirus jenis baru.

Kemudian pada Jumat (13/3), pihak berwenang mengumumkan akan menutup perbatasan bagi pendatang asing selama satu bulan hingga setidaknya 13 April.

"Seluruh pelancong dan warga asing yang tidak dapat memberikan alasan yang masuk akal untuk masuk ke Denmark akan ditolak," kata Perdana Menteri Mette Frederiksen dalam konferensi pers.

Dia menambahkan, warga Denmark dan orang asing yang bekerja di Denmark masih akan bebas masuk-keluar negara itu. Kebijakan tersebut dipastikan tidak akan memengaruhi jalur masuk-keluar barang termasuk makanan pokok dan obat-obatan.

Negara berpenduduk 5,7 juta orang itu melaporkan lebih dari 900 kasus penularan dengan tiga kematian. (NBC News, Reuters, Business Insider, Bloomberg, VOA, Time, Al Jazeera, The Straits Times, France 24, dan CNN)

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan