China pada Senin (11/5) mendesak Selandia Baru untuk mematuhi prinsip one-China atau satu-China secara ketat dan segera menghentikan tindakan yang keliru pada isu-isu terkait Taiwan demi menghindari kerusakan hubungan bilateral.
Apa yang disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian itu merupakan komentar atas pernyataan Wakil Perdana Menteri Selandia Baru yang juga Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters. Belum lama ini, Peters mengatakan bahwa pihaknya akan mendukung permintaan Taiwan untuk memainkan peran sebagai pengamat di Majelis Kesehatan Dunia (WHA).
"Pernyataan yang keliru seperti itu dari pihak Selandia Baru sangat melanggar prinsip satu-China. Tiongkok menyesalkan dan menentangnya serta telah mengajukan protes," kata Zhao.
Zhao menegaskan bahwa posisi China atas partisipasi Taiwan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) jelas dan konsisten.
"Prinsip satu-China harus diperhatikan. Berdasarkan prinsip ini, pemerintah pusat China telah membuat pengaturan yang tepat bagi partisipasi wilayah Taiwan dalam acara-acara kesehatan global, yang memastikan wilayah Taiwan dapat dengan cepat dan efektif merespons insiden kesehatan publik lokal dan global," ungkap Zhao.
Zhao menyatakan, "Waktu mengungkap motif sebenarnya, yaitu menggunakan wabah saat ini untuk mengincar kemerdekaan Taiwan. Ini mutlak merupakan manipulasi politik."
Prinsip satu-China, tegas Zhao, adalah fondasi politik hubungan China-Selandia Baru. "Ini merupakan fondasi mendasar dari kemajuan yang tercapai dalam hubungan bilateral sejak pembentukan hubungan diplomatik."
"Saya ingin menekankan bahwa China berkomitmen untuk mengembangkan hubungan kerja sama yang bersahabat dengan Selandia Baru berdasarkan pada rasa saling menghormati dan kesetaraan. Tapi kami dengan tegas memutuskan untuk menegakkan kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial kami," terang Zhao.
"Kami berharap bahwa pihak-pihak tertentu di Selandia Baru akan berhenti menyebarkan desas-desus dan menciptakan masalah serta bekerja untuk meningkatkan bukannya merusak rasa saling percaya dan kerja sama bilateral."
Dukungan Selandia Baru
Taiwan, dengan dukungan kuat Amerika Serikat, telah meningkatkan lobi untuk mendapat kursi sebagai pengamat di WHA pekan depan.
Sebelumnya Taiwan dikeluarkan dari WHO karena China, yang memandang pulau itu sebagai salah satu provinsinya, keberatan.
Pekan lalu, para menteri senior Selandia Baru menuturkan bahwa Taiwan seharusnya diizinkan untuk bergabung dengan WHO sebagai pengamat mengingat keberhasilannya dalam mengekang penyebaran Covid-19.
"Kami harus membela sikap kami," kata Menlu Peters ketika ditanya pendapatnya tentang respons China atas posisi Selandia Baru terkait isu Taiwan. "Persahabatan sejati didasarkan pada kesetaraan. Itu didasarkan pada kemampuan dalam persahabatan ini mengatasi perbedaan pendapat."
Peters mengatakan dia tidak merasa isu ini akan merusak hubungan diplomatik dengan China, yang merupakan mitra dagang terbesar Selandia Baru.
Hingga berita ini diturunkan, Taiwan hanya melaporkan 440 kasus Covid-19, termasuk di antaranya tujuh orang meninggal dan 372 sudah sembuh. Angka yang relatif rendah dikaitkan dengan upaya awal pencegahan dan pengendalian yang efektif.
Peters memuji respons Taiwan terhadap Covid-19 dan mengatakan ada banyak hal yang dapat dipelajari oleh negara lain. "Posisi Selandia Baru soal Taiwan adalah tentang keberhasilannya yang luar biasa dalam melawan Covid-19."
Ketika ditanya tentang isu ini, Perdana Menteri Jacinda Ardern menegaskan bahwa posisi Selandia Baru atas Taiwan hanya terkait dengan respons kesehatannya terhadap Covid-19. "Kami selalu mengambil kebijakan 'One China', dan terus seperti itu." (People dan The Guardian)