China mengatakan pihaknya melakukan latihan "serangan rudal presisi" di Selat Taiwan pada Kamis (4/8) sebagai bagian dari latihan militer. Hal itu sendiri meningkatkan ketegangan di kawasan itu ke tingkat tertinggi dalam beberapa dekade.
China sebelumnya mengumumkan, bahwa latihan militer oleh angkatan laut, angkatan udara, dan departemen lainnya sedang berlangsung di enam zona di sekitar Taiwan, yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya sendiri untuk dianeksasi secara paksa, jika perlu.
Latihan tersebut didorong oleh kunjungan ke pulau itu oleh Ketua DPR AS Nancy Pelosi minggu ini, dan dimaksudkan untuk menyampaikan ancaman China, untuk menyerang republik yang berpemerintahan sendiri itu. Seiring dengan langkahnya untuk mengisolasi Taiwan secara diplomatis, China telah lama mengancam pembalasan militer atas langkah pulau itu untuk memperkuat kemerdekaan de-factonya dengan dukungan sekutu utama termasuk AS.
“Serangan rudal presisi tembakan langsung jarak jauh dilakukan pada target yang dipilih di wilayah timur Selat Taiwan,” kata Komando Timur Tentara Pembebasan Rakyat, sayap militer Partai Komunis yang berkuasa, dalam sebuah pernyataan di media sosialnya.
“Hasil yang diharapkan tercapai,” tambahnya. Tidak ada rincian lain yang diberikan.
Sementara, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya melacak penembakan rudal seri Dongfeng China yang dimulai sekitar pukul 13:56 waktu setempat pada Kamis. Dikatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menggunakan berbagai sistem pengawasan peringatan dini untuk melacak peluncuran rudal, yang diarahkan ke perairan timur laut dan barat daya Taiwan.
Sebelumnya pada hari itu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pasukannya bersiaga dan memantau situasi, sambil berusaha menghindari meningkatnya ketegangan.
“Perilaku irasional” China bermaksud untuk mengubah status quo dan mengganggu perdamaian dan stabilitas regional," kata kementerian itu.
Kantor Berita resmi China Xinhua melaporkan, latihan itu adalah operasi gabungan yang berfokus pada “blokade, serangan target laut, serangan ke target darat, dan kontrol wilayah udara.”
Sementara AS belum mengatakan akan campur tangan. AS memiliki pangkalan dan aset yang dikerahkan ke depan di daerah itu, termasuk kelompok tempur kapal induk. Undang-undang AS mengharuskan pemerintah untuk memperlakukan ancaman terhadap Taiwan, termasuk blokade, sebagai masalah yang “sangat memprihatinkan.”
Latihan tersebut akan berlangsung dari Kamis hingga Minggu dan mencakup serangan rudal terhadap sasaran di laut utara dan selatan pulau itu sebagai gema dari latihan militer besar China terakhir yang bertujuan untuk mengintimidasi para pemimpin dan pemilih Taiwan yang diadakan pada 1995 dan 1996.
Sementara China tidak memberikan kabar tentang jumlah pasukan dan aset militer yang terlibat, latihan tersebut tampaknya menjadi yang terbesar yang diadakan di dekat Taiwan dalam hal geografis.