Dua kapal perang China berlabuh di pelabuhan komersial di Kamboja pada hari Minggu (19/5). Kedua negara pun siap melakukan latihan militer bersama.
Dilansir Deutsche Welle, kedua kapal perang tersebut – kapal perang amfibi Jingangshan dan kapal latih Qijiguang – tiba di pelabuhan Sihanoukville, Kamboja. Pelabuhan komersial tersebut berada di utara pangkalan angkatan laut Ream, tempat dua korvet China lainnya telah berlabuh selama lima bulan terakhir.
Pada hari Kamis, China dan Kamboja memulai latihan militer selama 15 hari yang melibatkan 760 personel militer China bersama dengan sekitar 1.300 warga Kamboja dan 11 kapal Kamboja. Bagian angkatan laut dari latihan tersebut akan diadakan di dekat Teluk Thailand pekan depan.
Manuver tahunan tersebut, yang dikenal sebagai latihan Golden Dragon, pertama kali diadakan pada bulan Desember 2016. Acara tahun ini adalah yang kedua setelah tiga tahun jeda akibat pandemi COVID-19, dan yang terbesar hingga saat ini.
Kamboja adalah salah satu sekutu terkuat China.
Pelabuhan tempat pelatihan bersama akan berlangsung terletak di utara Pangkalan Angkatan Laut Ream yang sedang diperluas menggunakan dana dari China.
Pihak Barat khawatir Ream di Kamboja dapat menjadi benteng baru China di Teluk Thailand. Teluk ini terletak di dekat Laut Cina Selatan, yang diklaim China secara keseluruhan. Menguasai Teluk Thailand juga akan memungkinkan China mendapatkan akses mudah ke Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran penting.
Wang Wentian, duta besar China untuk Kamboja, menepis kekhawatiran mengenai Ream, dan mengatakan kepada wartawan di Sihanoukville bahwa ke mana pun angkatan laut China berlayar, mereka bertujuan untuk membawa persahabatan dan kerja sama. "Dan tidak ada yang lain," kata Wang.
“Kerja sama antara kedua angkatan bersenjata, antara China dan Kamboja, kondusif bagi keamanan kedua negara dan keamanan kawasan,” katanya sambil berdiri di dermaga dikutip NBC News.
Saat latihan Golden Dragon dibuka pada tanggal 16 Mei, Panglima Angkatan Darat Kamboja Jenderal Vong Pisen berterima kasih kepada China karena menyediakan peralatan baru dan membantu meningkatkan fasilitas militer, termasuk Pangkalan Angkatan Laut Ream.
Saat yang sama, ia menggarisbawahi posisi resmi Kamboja, dengan mengatakan bahwa negara tersebut “tidak akan mengizinkan pangkalan militer asing berada di wilayah kami.”(dw,nbcnews)