close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto ilustrasi / Pixabay
icon caption
Foto ilustrasi / Pixabay
Dunia
Sabtu, 28 Agustus 2021 11:00

China kutuk keras serangan bom di Kabul

Serangan bom bunuh diri tersebut menewaskan lebih dari 160 orang, termasuk sedikitnya 13 tentara Amerika Serikat.
swipe

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada Jumat (27/8) menyatakan bahwa Tiongkok mengutuk keras serangan bom yang terjadi di bandara di Kabul, Afghanistan, pada Kamis (26/8). 

"China dikejutkan oleh banyaknya korban yang disebabkan oleh ledakan di dekat bandara Kabul, dan China mengutuk keras itu," kata Zhao kepada wartawan.

Serangan bom bunuh diri tersebut menewaskan lebih dari 160 orang, termasuk sedikitnya 13 tentara Amerika Serikat.

Reuters melaporkan, jumlah korban jiwa tentara AS pada Kamis merupakan yang paling banyak tewas di Afghanistan dalam satu insiden sejak 30 personel tewas ketika sebuah helikopter ditembak jatuh pada Agustus 2011.

Zhao menilai bahwa insiden tersebut menunjukkan bahwa situasi keamanan di Afghanistan masih kompleks dan parah. 

"Kami berharap pihak-pihak terkait akan mengambil langkah-langkah efektif untuk memastikan kelancaran transisi situasi di Afghanistan," tambahnya.

Tidak ada warga negara China yang dilaporkan menjadi korban dalam insiden tersebut sejauh ini.

Lebih lanjut, China juga mendesak Taliban untuk memenuhi janjinya dengan memutuskan hubungan dengan semua organisasi teroris dan mengatasi hambatan yang menghambat kerjasama keamanan dan pembangunan regional.

"Kami memperhatikan bahwa selama 20 tahun terakhir, beberapa organisasi teroris telah berkumpul dan berkembang di Afghanistan, menimbulkan ancaman besar bagi keamanan internasional dan regional," jelas Zhao.

Zhao kemudian mengatakan bahwa Taliban telah mengklarifikasi ke China bahwa mereka tidak akan membiarkan pasukan apa pun menyakiti China melalui serangan yang dilakukan melalui Afghanistan.

Menurut Zhao, serangan bom di luar bandara Kabul adalah akibat buruk dari penarikan pasukan AS dari Afghanistan yang dilakukan secara tergesa-gesa, tidak terorganisir, dan tidak bertanggung jawab. 

Serangan bom mematikan itu terjadi di tengah perlombaan AS dan negara-negara Barat lainnya untuk mengevakuasi orang-orang dari Afghanistan sebelum militer AS secara resmi mengakhiri kehadirannya selama 20 tahun di negara itu pada 31 Agustus. (CNN dan Global Times)

img
Valerie Dante
Reporter
img
Valerie Dante
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan