close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kerusuhan Kazakhstan. Foto CNN
icon caption
Kerusuhan Kazakhstan. Foto CNN
Dunia
Selasa, 11 Januari 2022 06:41

China tawarkan dukungan untuk Kazakhstan menentang infiltrasi asing

Beberapa tuduhan penyulut konflik di Kazakhstan memang mengarah kepada “kekuatan teroris yang dilatih oleh asing.”
swipe

Negara tetangga Kazakhstan, China membuat pernyataan bahwa mereka bersedia meningkatkan kerja sama penegakan hukum dan keamanan untuk membantu menentang campur tangan pihak eksternal terkait konflik yang melanda negara bekas Uni Soviet tersebut. 

Beberapa tuduhan penyulut konflik memang mengarah kepada “kekuatan teroris yang dilatih oleh asing.” Mengutip Reuters, Selasa (11/1), menurut Kementerian Luar Negeri China dukungan itu disepakati Anggota Dewan Wang Yi dan Menteri Luar Negeri Kazakhstan Mukhtar Tileuberdi.

"Gejolak baru-baru ini di Kazakhstan menunjukkan bahwa situasi di Asia Tengah masih menghadapi tantangan berat, dan sekali lagi membuktikan bahwa beberapa kekuatan eksternal tidak menginginkan perdamaian dan ketenangan di wilayah kami," kata Wang kepada Tileuberdi.

Gedung pemerintahan Kazakhstan di beberapa kota dibakar pekan lalu oleh demonstran terkait aksi protes terhadap kenaikan harga bahan bakar, dan berubah menjadi kekerasan. Pasukan militer diperintahkan untuk menembak mati agar pemberontakan berhenti secara nasional.

Pihak berwenang menyalahkan kekerasan pada kaum ekstremis, termasuk militan Islam yang dilatih asing, atas kekerasan tersebut. Pihak berwenang juga meminta blok militer pimpinan Rusia untuk mengirim pasukan, yang menurut pemerintah telah dikerahkan untuk menjaga sejumlah tempat strategis, sebuah langkah yang dipertanyakan oleh Amerika Serikat.

Para ahli mengatakan China khawatir ketidakstabilan di tetangganya dapat mengancam impor energi dan proyek Belt-and-Road di sana, dan keamanan di wilayah Xinjiang barat, yang berbagi perbatasan 1.770 km (1.110 mil) dengan Kazakhstan.

China bersedia bersama-sama menentang campur tangan dan infiltrasi kekuatan eksternal apa pun, kata Wang. Presiden Cina Xi Jinping pada hari Jumat mengatakan kepada Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev bahwa China dengan tegas menentang kekuatan asing yang menghancurkan Kazakhstan dan arsitek gerakan Revolusi Warna, yang dilakukan negara-negara bekas Uni Soviet. China dan Rusia percaya Revolusi Warna adalah pemberontakan yang dihasut oleh Amerika Serikat dan kekuatan barat lainnya untuk mencapai perubahan rezim.

China tidak ingin melihat perluasan pengaruh AS di Kazakhstan dan Asia Tengah sebagai akibat dari kerusuhan ini, kata Li Mingjiang, profesor di S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura. Jika Revolusi Warna di negara terdekat mengarah pada demokratisasi politik, itu bisa mendorong elit intelektual yang condong ke liberal di Cina untuk mencoba sesuatu yang serupa.

Sejak Perang Vietnam pada 1960-an, China secara tradisional tidak mengirim pasukan ke negara lain, dengan alasan kebijakannya yang tidak ingin campur tangan, kecuali di bawah bendera Penjaga Perdamaian PBB.

Pemerintah Kazakhstan merilis data bahwa 5.800 orang ditahan dan 164 orang tewas dalam kerusuhan sepekan itu. 28 polisi juga dilaporkan tewas.

img
Nadia Lutfiana Mawarni
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan