China baru saja melakukan pengiriman pertamanya untuk pesawat lokal buatan mereka. Pesawat tersebut merupakan tipe jet penumpang dengan kapasitas 164 orang. Produksi ini sendiri mempertajam taring China untuk bersaing di ekonomi dunia.
Pesawat ini bernama Comac C919 yang bercirikan model jet berbadan sempit. Comac sendiri dianggap sebagai peringatan kepada dunia bagaimana China ingin lebih lanjut menjadi kompetitor baru di dunia dirgantara internasional. Mengingat, Comac sendiri merupakan pendatang yang masih sangat baru. China sendiri baru saja menapaki bidang dirgantara dunia dalam pelayanan penumpang komersil.
Nantinya China berharap akan siap bersaing dengan merek pesawat ternama seperti Boeing dan Airbus. Banyak pihak juga menganggap bahwa Comac merupakan peringatan bagi dua perusahaan raksasa tersebut. Mengingat saat ini kebanyakan maskapai seluruh dunia menggunakan dua perusahaan ini sebagai pelayanan komersilnya. Lalu untuk Comac sendiri sudah memiliki banyak calon pelanggan dan ingin memesan pesawat ini.
Comac sendiri mengungkapkan bahwa telah mendapatkan 300 pesanan untuk model C919. Namun sayangnya perusahaan tersebut belum dapat melakukan konfirmasi sepenuhnya terkait tentang nilai kesepakatan dan tanggal pengirimannya. Namun jika berhasil, perusahaan ini akan mengambil jumlah kesepakatan yang diketahui untuk C919 menjadi lebih dari 1.100.
Khusus di wilayah lokal sendiri ini akan menjadi ajang pertunjukan bagi Comac untuk akan bisa menjadi andalan warga China. Mengingat baru beberapa bulan ini salah satu series Boeing baru bisa mengudara di wilayah China. Walaupun sebelumnya juga China melakukan kesepakatan dengan Airbus di mana negara tersebut menyegel kesepakatan jet Airbus senilai US$17 miliar dan juga perusahaan tersebut memproduksi model A321 di kota Tianjin.
Diharapkan nantinya Comac akan menjadi merek yang bisa digunakan maskapai – maskapai dunia. Dengan diadakannya inovasi ini diharapkan juga bisa menjadi tolak ukur Asia dalam menciptakan pesawat kemersil. Hal ini membuat akan meningkatkan kembali panasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang sempat menurun akibat perang dan pandemi.(CNA)