Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem akan ditutup selama bulan suci Ramadan akibat pandemik coronavirus jenis baru. Hal tersebut disampaikan pengelola situs tersuci ketiga bagi umat Islam tersebut.
Jerusalem Islamic Waqf, dewan yang ditunjuk Yordania untuk mengawasi situs-situs Islam di kompleks tersebut, menyatakan bahwa keputusan itu menyakitkan.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Kamis (16/4), dewan mengatakan bahwa langkah penutupan sejalan dengan pendapat ulama dan nasihat medis.
"Umat muslim harus melakukan salat di rumah selama Ramadan, demi menjaga keselamatan mereka," sebut pernyataan dewan itu.
Azan masih akan berkumandang lima kali sehari di Al-Aqsa selama Ramadan dan sejumlah pekerja masih akan diizinkan masuk ke situs suci tersebut.
Keputusan untuk melarang salat tarawih di Masjid Al-Aqsa memperpanjang larangan pada 23 Maret yang juga melarang umat muslim salat di masjid itu.
Yerusalem memiliki situs suci tiga agama yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Masing-masing telah mengambil tindakan pencegahan dalam merespons pandemik Covid-19.
Pekan lalu, orang-orang Yahudi yang merayakan Paskah di Yerusalem dan di seluruh Israel diminta untuk tetap di rumah dan merayakannya hanya dengan keluarga dekat.
Israel telah melaporkan 12.855 kasus Covid-19, di mana 148 di antaranya meninggal dan 2.967 lainnya dilaporkan sembuh. Sementara itu, Palestina mencatat 374 kasus, di mana dua di antaranya meninggal dan 63 sembuh.
Seluruh masjid di Gaza telah ditutup sejak 25 Maret, sementara di Tepi Barat sejak 14 Maret. (Al Jazeera)