Setidaknya empat orang tewas ketika hujan lebat melanda sebagian wilayah Tiongkok selatan, media pemerintah melaporkan (18/6). Sementara bencana itu juga membuat lebih dari selusin orang hilang.
Hujan deras yang “melebihi rekor maksimum harian” di beberapa wilayah di provinsi Fujian menyebabkan empat orang tewas, kata kantor berita negara Xinhua, mengutip markas besar pengendalian banjir di wilayah Shanghang.
Lebih dari 66.000 orang di wilayah tersebut terkena dampak cuaca ekstrem, kata Xinhua, seraya menambahkan bahwa “infrastruktur komunikasi dan listrik… belum sepenuhnya pulih”. Kantor berita itu juga memperingatkan kemungkinan tanah longsor.
Dikatakan bahwa penyelidikan terhadap situasi orang-orang yang terkena dampak sedang dilakukan.
Di dekat Meizhou, provinsi Guangdong, tanah longsor pada tanggal 17 Juni menewaskan lima orang, menyebabkan 15 orang hilang dan 13 lainnya “terjebak” pada dini hari, menurut laporan stasiun televisi pemerintah CCTV pada tanggal 18 Juni.
Rekaman CCTV menunjukkan mobil-mobil terbalik dan bangunan-bangunan rusak di dekat Meizhou, dan penduduk yang mengenakan sepatu bot karet melewati jalan-jalan berlumpur dan penuh puing-puing untuk menyelamatkan barang-barang mereka.
Gambar lain menunjukkan bagian jalan raya yang tersapu tanah longsor dan petugas penyelamat yang mengenakan jaket pelampung berwarna oranye mengarahkan perahu melewati air banjir untuk mencapai penduduk desa yang terjebak.
Presiden Tiongkok Xi Jinping menyerukan pekerja darurat untuk “melakukan segala upaya untuk menanggapi situasi bencana dan melakukan pekerjaan bantuan dan penyelamatan dengan baik untuk memerangi banjir dan kekeringan”, kata Xinhua.
Dia menginstruksikan tim penyelamat untuk menjamin keamanan nyawa dan harta benda masyarakat, serta stabilitas sosial secara keseluruhan.
Banjir juga melanda provinsi Guangxi dan Hunan di bagian selatan dan tengah, serta wilayah barat laut Xinjiang, di mana Xinhua melaporkan empat orang hilang setelah banjir bandang di dekat kota Changji.
Bagian utara Tiongkok juga melemah akibat cuaca terpanas tahun ini.
Suhu diperkirakan akan melonjak hingga 39 derajat Celcius di ibu kota Beijing dan daerah sekitarnya Tianjin dan Hebei, kata Pusat Meteorologi Nasional.
Pihak berwenang juga telah memberikan pencegahan kekeringan dan bantuan bencana di tujuh provinsi di utara, timur, dan tengah Tiongkok.
Tiongkok sedang mengalami cuaca ekstrem pada musim panas, yang menurut para ilmuwan menjadi lebih umum karena perubahan iklim.
Gas rumah kaca, dimana Tiongkok merupakan penghasil emisi terbesar di dunia, merupakan kontributor utama perubahan iklim. (afp)