close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ivanka Trump diapit sang ayah dan PM Jepang Shinzo Abe dalam KTT G20 di Osaka, Sabtu (29/6). REUTERS/Kevin Lamarque
icon caption
Ivanka Trump diapit sang ayah dan PM Jepang Shinzo Abe dalam KTT G20 di Osaka, Sabtu (29/6). REUTERS/Kevin Lamarque
Dunia
Senin, 01 Juli 2019 14:37

Dampingi sang ayah melawat ke Asia, Ivanka Trump curi perhatian

Dari KTT G20 di Jepang hingga kunjungan Donald Trump ke Korea Selatan, sosok dan pengaruh Ivanka menonjol.
swipe

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo nyaris tidak kebagian tempat pada momen foto bersama Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. 

Trump dan Moon Jae-in mengambil posisi di tengah, diikuti oleh Ibu Negara Korea Selatan Kim Jung-sook persis di sebelah kanan Trump. Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha dan jajaran kabinet Moon Jae-in lainnya berdiri di sisi presiden mereka.

Di sisi Trump, selain Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Pompeo, terdapat pula anak dan mantunya, Ivanka Trump dan Jared Kushner. Keduanya menjabat sebagai penasihat senior Trump.

Kehadiran Ivanka merangkum peran luar biasa yang dimainkannya selama lawatan sang ayah ke Asia, memicu kembali teka-teki tentang posisi Melania sebagai ibu negara.

Gedung Putih sendiri telah menegaskan bahwa Ivanka bukan negara. Direktur Komunikasi Melania yang saat ini menjadi Sekretaris Pers Gedung Putih, Stephanie Grisham, menolak memberikan alasan di balik absennya istri Trump dalam KTT G20 di Osaka, Jepang, dan lawatan ke Korea Selatan.

Absennya Melania telah membuat Ivanka kian menonjol lewat cara yang dinilai unik dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kepresidenan AS.

Tidak pernah sebelumnya seorang anak presiden memiliki kedekatan dan pengaruh untuk menciptakan ruang dalam sebuah pemerintahan, dan itu dipamerkan Ivanka dari panggung KTT G20 ke zona demiliterisasi, ketika dia tampil sejajar dengan pejabat tingkat menteri.

Kemunculan Ivanka di panggung global dinilai menunjukkan satu pertanda: usahanya untuk membangun hubungan dengan para pemimpin dunia.

Selama lawatan empat hari Trump, Ivana dilaporkan ikut serta dalam sejumlah pertemuan bilateral di sela-sela KTT G20. Bersama dengan PM Jepang Shinzo Abe dan Ratu Maxima dari Belanda, Ivanka tampil di atas panggung untuk berpidato tentang inisiatifnya terkait pembangunan dan kesejahteraan global. 

Pemerintah Prancis merilis sebuah video berdurasi 19 detik yang menunjukkan usaha Ivanka untuk terlibat percakapan dengan PM Kanada Justin Trudeau, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde dan PM Inggris Theresa May.

Video tersebut viral dan mengundang kritikan. Salah satunya dari politikus Demokrat AS Alexandria Ocasio-Cortez yang menyatakan bahwa perilaku Ivanka telah melukai reputasi diplomasi AS.

Ivanka juga muncul dalam sebuah video yang dirilis Gedung Putih. Dia menerangkan soal pertemuan trilateral Trump dengan PM India Narendra Modi dan PM Abe, tanggung jawab yang secara tradisional dilakukan oleh staf keamanan nasional lewat pernyataan tertulis.

Di Seoul, Ivanka menghadiri makan malam di Blue House, berdiskusi tentang wanita dalam perekonomian global dengan Menlu Kang Kyung-wha dan mengunjungi DMZ, di mana ayahnya melangsungkan pertemuan untuk ketiga kalinya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Penasihat kemanan nasional Trump malah tidak turut serta dalam pertemuan di DMZ. Seorang staf menuturkan bahwa dia telah meninggalkan Korea untuk melawat ke Mongolia untuk membahas isu keamanan, infrastruktur dan ekonomi kawasan.

Akuntabilitas dan pengaruh Ivanka

Ivanka pertama kali tampil mencolok di panggung global saat hadir di KTT G20 2017 di Hamburg, Jerman. Tepatnya, ketika dia menggantikan sang ayah dalam sebuah sesi dengan para pemimpin dunia.

Perempuan berusia 37 tahun yang juga ibu dari tiga anak itu merupakan salah satu penasihat Trump yang paling lama dan terpercaya.

John Kirby, mantan juru bicara Kementerian Luar Negeri era Barack Obama yang juga pernah menjabat sebagai sekretaris pers Pentagon menuturkan bahwa peran Ivanka yang terlalu besar memicu keprihatinan yang sah mengenai transparansi tanggung jawabnya sebagai staf Gedung Putih.

"Itu menimbulkan pernyataan tentang kebijakan yang dia miliki dan otoritasnya untuk berbicara atas nama AS," tutur Kirby kepada CNN. "Saya cukup takjub melihat dia duduk di begitu banyak 'meja' dan terlibat dalam begitu banyak diskusi kebijakan bilateral. Itu tentu tidak membantu posisi AS di panggung dunia sebagai pemerintah yang demokratis karena dia tidak dipilih oleh siapapun dan belum secara resmi ditunjuk untuk posisi apapun."

Baik Ivanka maupun Kushner dilaporkan menikmati jangkauan akses yang lebih luas sejak Mick Mulvaney menggantikan John Kelly sebagai kepala staf, yang telah membatasi pengaruh maupun akses keduanya ke Ruang Oval.

Menonjolnya Ivanka memicu spekulasi tentang masa depan politiknya.

"Jika dia ingin mencalonkan diri sebagai presiden, saya rasa dia akan sangat, sangat sulit dikalahkan," ungkap Trump dalam wawancaranya dengan The Atlantic pada awal tahun ini.

Namun, dalam kesempatan yang sama, Trump mengakui bahwa putrinya itu belum menyatakan minat untuk mencalonkan diri.

Menutup rangkaian lawatannya di Asia pada Minggu, Trump memanggil Ivanka dan Pompeo ke atas panggung ketika dia berbicara dengan pasukan di Pangkalan Udara Osan, Korea Selatan. Dia menjuluki pasangan itu "Beauty and the Beast". (CNN dan The Guardian)

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan