Para peneliti telah menemukan patung moai (dalam bahasa Jepang, kata "moai" berarti "dipertemukan untuk tujuan yang sama") yang baru. Temuan itu di sebuah danau kering di pulau Rapa Nui, Chile.
Patung moai yang baru ditemukan ini menambah sekitar 1.000 patung monolitik ikonik lainnya di tempat yang secara internasional dikenal sebagai Pulau Paskah (Easter Island).
Patung itu relatif kecil dengan tinggi 1,6 meter, dibandingkan dengan beberapa kepala dan batang tubuh berfitur luas lainnya yang mencapai setinggi 22 meter. Artefak itu ditemukan oleh para peneliti dari University of Chile dan O'Higgins University.
Lebih banyak patung bisa ditemukan di danau kering, yang berada di tengah kawah gunung berapi Rano Raraku, kata Salvador Atan Hito, wakil presiden masyarakat adat Máu Henua yang mengelola harta karun arkeologi Rapa Nui.
Patung itu "dalam kondisi baik, telah aus karena waktu, erosi, air, tetapi bentuk dan fiturnya masih sangat terlihat," kata Atan kepada Associated Press dalam sebuah wawancara Rabu (1/3).
“Penemuan ini merupakan sesuatu yang bersejarah bagi generasi baru,” tambahnya.
Sekitar 400 dari 1.000 moai di pulau itu berada di dalam kawah gunung berapi atau di lereng luarnya, dan sisanya tersebar di pulau seluas 160 kilometer persegi.
Beberapa moai diketahui terkubur di bawah permukaan meskipun dibiarkan di tempatnya. Namun, yang terbaru ini belum ada katalognya, kata Atan.
Patung-patung tersebut mewakili nenek moyang masyarakat Rapa Nui, dan peran mereka untuk melindungi anggota masyarakat, oleh karena itu mereka ditempatkan menghadap ke dalam dari laut, kata Atan.
Rapa Nui, yang terletak 3.700 kilometer dari benua itu, dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1995. Pada tahun 2019, namanya diubah menjadi "Rapa Nui-Easter Island" dari nama sebelumnya Pulau Paskah.