Aksi demonstrasi antirasialisme "Black Lives Matter" menjalar ke Australia. Aksi tersebut dijadwalkan berlangsung di kota-kota besar di negara itu pada akhir pekan ini.
Terkait hal itu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mendesak warganya untuk tidak terlibat dalam aksi tersebut. Bahkan, pengadilan di New South Wales telah mencabut izin untuk menghentikan demonstrasi.
Alasannya, unjuk rasa besar-besaran tersebut berpotensi mempercepat penyebaran Covid-19. Panitia penyelenggara memperkirakan ribuan orang akan turn aksi yang rencananya digelar di Sydney, Melbourne, dan sejumlah kota lainnya.
Unjuk rasa tersebut juga digelar untuk memprotes perlakuan buruk otoritas Australia terhadap penduduk asli negara tersebut.
Protes antirasialisme belakangan ini telah menuai kecaman dan dukungan. Beberapa kepolisian negara bagian dan anggota parlemen Australia menyetujuinya meski ada risiko kesehatan.
Namun, PM Morrision bersikeras menentang unjuk rasa dan ditempuh dengan cara lain untuk mengekspresikan kemarahan mereka.
"Ada risiko kesehatan yang sangat jelas," kata Morrison dalam pengarahan media di Canberra.
"Mari kita cari cara yang lebih baik untuk mengekspresikan sentimen ini," imbuhnya.
Senada dengan Morrison, Perdana Menteri New South Wales Gladys Berejiklian menuturkan pihak berwenang khawatir terhadap risiko penularan coronavirus akibat aksi protes massa tersebut.
Australia mulai melonggarkan pembatasan sosial setelah melihat penurunan jumlah kasus infeksi dalam beberapa pekan terakhir.
Sejauh ini, Australia mencatat 7.251 kasus positif Covid-19, termasuk 102 kematian dan 6.683 pasien yang dinyatakan sembuh. (Al Jazeera)