close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Demonstran Ekuador blokade jalan protes kenaikan harga bensin. foto REUTERS/Vicente Gaibor del Pino
icon caption
Demonstran Ekuador blokade jalan protes kenaikan harga bensin. foto REUTERS/Vicente Gaibor del Pino
Dunia
Rabu, 27 Oktober 2021 11:19

Demonstran Ekuador blokade jalan protes kenaikan harga bensin

Lasso, yang menjabat sebagai Presiden Ekuador sejak Mei 2021, pekan lalu sebenarnya telah membatalkan rencana kenaikan biaya bensin.
swipe

Ribuan demonstran memprotes kebijakan ekonomi Presiden konservatif Ekuador Guillermo Lasso pada Selasa (26/10), beberapa hari setelah dia menaikkan harga bensin. Para demonstran memblokir jalan di beberapa bagian negara itu.

Lasso, mantan bankir yang menjabat sebagai Presiden Ekuador sejak Mei 2021, pekan lalu sebenarnya telah membatalkan rencana kenaikan biaya bensin, yang semula dilakukan untuk menyeleraskan dengan harga dunia. Namun, dia memilih untuk menaikkan harga bensin ekstra. Bensin dengan oktan lebih tinggi yang merupakan bahan bakar paling sering digunakan dipatok di harga US$2,55 per galon dan solar menjadi US$1,90 per galon.

Kebijakan ini juga ditentang. Serikat pekerja dan kelompok lain ingin Lasso menerapkan harga pada tingkat yang lebih rendah dan membebaskan sektor-sektor yang terpukul keras oleh COVID-19.

Lima petugas polisi terluka dan dua anggota angkatan bersenjata ditahan oleh sebuah komunitas di Quito utara, tetapi tidak korban yang terluka, kata Menteri Pertahanan Luis Hernandez kepada wartawan.

Tiga puluh tujuh orang ditahan karena memblokir jalan, tambahnya.

Menteri Dalam Negeri Alexandra Vela mengatakan pemerintah akan terbuka untuk berdialog langsung dengan para warga.

Biaya bensin telah meningkat secara signifikan sejak pendahulu Lasso, Lenin Moreno, memulai kenaikan bulanan pada Mei 2020.

"Kami tidak setuju bahwa tindakan yang diterapkan karena krisis harus menimpa pekerja dan kelas menengah," kata profesor universitas Victor Sanchez (55) saat dia berbaris di Quito tengah bersama sekitar 1.000 orang lainnya.

Polisi menggunakan gas air mata di ibu kota di tengah bentrokan kecil dengan pengunjuk rasa. Sementara itu, petugas yang menunggang kuda memblokir pintu masuk ke alun-alun yang menjadi tujuan para pengunjuk rasa.

Kelompok pribumi memblokir jalan yang menghubungkan Quito ke utara negara itu dengan tanah dan pepohonan, dan lainnya di berbagai provinsi Andes ditutup.

Organisasi adat CONFENIAE mengatakan beberapa jalan raya di wilayah Amazon telah ditutup sejak dini hari.

"Kami tidak datang untuk mengacaukan, kami datang untuk membuat tuntutan ekonomi kepada pemerintah," kata presiden CONAIE Leonidas Iza kepada para demonstran di Panzaleo.

img
Elmo Julianto
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan