Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menegaskan bahwa pihaknya tidak takut untuk menjatuhkan sanksi kepada para pemimpin Iran.
"Kami tidak takut untuk menangani rezim (Iran) pada tingkat tertinggi ," ucap Pompeo dalam pidatonya di hadapan diaspora Iran di California.
California Selatan adalah rumah bagi sebagian besar diaspora Iran yang tinggal di AS. Banyak dari mereka melarikan diri dari Iran setelah revolusi yang membawa para ayatullah berkuasa.
Pompeo menegaskan bahwa Washington ingin agar semua negara mengurangi impor minyak Iran hingga "mendekati nol" pada 4 November, atau akan menghadapi sanksi AS.
Donald Trump pada 8 Mei lalu memutuskan untuk hengkang dari kesepakatan nuklir Iran. Dia juga mengembalikan seluruh sanksi yang sebelumnya telah dicabut sebagai imbalan atas kesediaan Iran mematuhi kesepakatan nuklir yang diteken pada 2015.
Di lain sisi, Eropa berusaha mempertahankan perjanjian yang dicapai dengan sulit tersebut.
"Para pemimpin rezim --khususnya mereka yang memimpin pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) dan pasukan Quds seperti Qasem Soleimani-- harus dibuat merasakan konsekuensi menyakitkan dari pengambilan keputusan buruk mereka," kata Pompeo.
Mantan direktur CIA itu menjelaskan bahwa kampanye propaganda AS yang intensif dilakukan demi memastikan, "rakyat Iran di dalam negeri dan di seluruh dunia dapat mengetahui bahwa AS bersama mereka."
"Harapan kami adalah bahwa pada akhirnya rezim akan membuat perubahan yang berarti dalam perilakunya di dalam Iran dan secara global," ungkap Menlu AS tersebut.
Di bawah garis keras Washington pasca-penarikan diri dari perjanjian nuklir internasional, Pompeo mengatakan AS akan mencabut sanksi jika Iran mengakhiri program rudal balistik dan intervensi dalam konflik regional dari Yaman hingga Suriah.
Presiden Iran Hassan Rouhani telah menepis ancaman tersebut, mengatakan seluruh dunia tidak lagi menerima Washington membuat keputusan atas nama mereka.
Pompeo: Iran dijalankan mafia
Dalam pidatonya yang berlangsung di Perpustakaan Kepresidenan Ronald di Simi Valley, California, Pompeo menuding pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei memiliki dana lindung pribadi yang tidak dikenakan pajak senilai US$ 95 miliar dan digunakan sebagai "dana gelap" bagi pasukan Garda Revolusi Iran. Pasukan itu merupakan cabang dari angkatan bersenjata Iran yang memiliki pengaruh di hampir setiap aspek kehidupan negara itu.
"Tingkat korupsi dan kekayaan di antara para pemimpin rezim menunjukkan bahwa Iran dijalankan oleh sesuatu yang lebih menyerupai mafia dibanding pemerintah," ungkap Pompeo.
"Orang-orang suci yang munafik ini telah merancang berbagai skema tidak jujur untuk menjadikan mereka orang terkaya di Bumi sementara rakyat mereka menderita," imbuhnya.
Sejumlah orang Iran-Amerika terkemuka hadir dalam ceramah Pompeo, termasuk kolumnis Washington Post dan mantan kepala biro Teheran, Jason Rezaian. Dia menghabiskan berbulan-bulan dalam tahanan Iran terkait dakwaan melakukan tindakan mata-mata atas nama AS.
Sosok lainnya yang hadir adalah Makan Delrahim. Dia merupakan seorang pejabat di Kementerian Kehakiman AS. Delrahim datang ke AS dari Iran saat usianya 10 tahun.
Sebagian kalangan di komunitas internasional menganggap Presiden Iran Hassan Rouhani dan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif merupakan dua sosok moderat, mengingat dukungan mereka terhadap kesepakatan nuklir Iran. Hal tersebut dikritisi Pompeo.
"Tujuan revolusi dan kesediaan rezim untuk melakukan tindakan kekerasan belum menghasilkan pemimpin Iran yang dapat disebut sebagai negarawan. Beberapa percaya bahwa Presiden Rouhani dan Menteri Luar Negeri Zarif cocok (dengan sebutan itu). Namun yang benar adalah mereka hanya orang depan yang dipoles ... Kesepakatan nuklir tidak membuat mereka moderat, itu menjadikan mereka serigala dalam pakaian domba, "kata Pompeo.
"Mereka yang disebut-sebut moderat dalam rezim masih revolusioner Islam yang penuh kekerasan dengan agenda antiAmerika, antiBarat."
Sumber: AFP dan CNN