Negara-negara G7 sepakat akan menyumbang US$20 juta untuk membantu negara-negara di Amazon melawan kebakaran hutan hujan terbesar di dunia itu. Pengumuman tersebut disampaikan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menjadi tuan rumah dari KTT G7 2019.
Berbicara setelah sesi tentang iklim dalam KTT G7 di Biarritz, pada Senin (26/8), Macron mengatakan bahwa kebakaran Amazon merusak hutan yang menjadi paru-paru dunia itu.
Selain pendanaan darurat jangka pendek, tanpa merinci lebih lanjut, Macron juga mengumumkan inisiatif bersama jangka panjang yang akan dibahas di Majelis Umum PBB.
Pekan lalu, Macron membuat marah Presiden Brasil Jair Bolsonaro dengan menyebut kebakaran Hutan Amazon sebagai krisis internasional yang harus menjadi agenda utama KTT G7. Menanggapi Macron, Bolsonaro mengatakan gagasan untuk membahas isu itu di KTT G7 adalah pola pikir kolonial yang tidak memiliki tempat di Abad ke-21.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump absen dari pertemuan G7 yang membahas iklim. Sekretaris Pers Gedung Putih Stephanie Grisham menyatakan bahwa Trump absen karena menghadiri pertemuan bilateral dengan Jerman dan India.
"Kami mengirim staf senior ke sesi itu," kata Grisham.
Sinyal perdamaian dengan China
Pada hari terakhir KTT G7, Trump menyatakan ingin meredakan ketegangan dengan China. Perang dagang antara AS dan China, dua ekonomi terbesar di dunia, memanas pada Jumat (23/8) karena kedua belah pihak mengumumkan akan kembali menaikkan tarif pada ekspor satu sama lain.
Berbicara di sela-sela KTT G7 pada Senin, Trump mengatakan dia yakin China ingin membuat kesepakatan dagang dengan AS. Pada Minggu (25/8) malam, jelasnya, Beijing menghubungi pejabat perdagangan AS dan mengungkapkan ingin kembali ke meja perundingan.
Pada Senin, negosiator dagang China menyatakan bahwa pihaknya bersedia menyelesaikan sengketa dengan Washington melalui negosiasi yang tenang.
Trump memuji Presiden China Xi Jinping, menyebutnya sebagai pemimpin hebat dan mengatakan prospek perundingan lanjutan adalah perkembangan yang sangat positif.
"Presiden Xi mengerti, perundingan itu akan berdampak baik bagi China, AS dan dunia," kata Trump.
Belum siap berdiskusi dengan Iran
Trump juga menahan diri dari konfrontasi dengan Iran pada Senin, sehari setelah Presiden Macron mengejutkan para pemimpin lainnya dengan mengundang Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif ke KTT G7.
Macron mengundang Zarif untuk membicarakan pertikaian antara Washington dan Teheran.
Para pemimpin Eropa telah berjuang untuk meredakan ketegangan antara Iran dan AS sejak Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA) serta menerapkan kembali sanksi ekonomi terhadap Teheran. Macron memimpin upaya untuk menenangkan situasi karena khawatir bahwa runtuhnya JCPOA dapat mengacaukan kondisi di Timur Tengah.
Kepada para wartawan, Trump mengaku dia tidak keberatan atas inisiatif Macron, tetapi baginya, sekarang terlalu cepat untuk mengadakan pembicaraan dengan Iran.
Trump menyatakan dirinya terbuka untuk berdiskusi dengan Iran mengenai JCPOA dan mengatakan dia tidak ingin ada perubahan rezim di negara itu.
"Menurut saya Iran kini sangat bagus dan kuat, AS tidak menginginkan adanya perubahan rezim," ungkap dia. "Kami ingin membuat Iran kaya agar mereka dapat sejahtera."
Pajak digital
Pajak digital Prancis menjadi topik hangat di KTT G7. Mulai Januari 2020, Prancis akan membebankan pajak 3% pada pendapatan yang diperoleh perusahaan digital global yang berkantor di negaranya seperti Amazon, Facebook dan Google.
Washington dengan lantang menentang langkah itu karena menilai akan merugikan perusahaan digital asal AS. Trump bahkan mengancam akan mengenakan tarif pada anggur Prancis sebagai pembalasan atas keputusan pajak digital tersebut.
Pada Senin, Trump menyampaikan bahwa AS dan Prancis semakin dekat untuk mencapai kesepakatan terkait persoalan itu. Kementerian Keuangan Prancis pada Senin mengonfirmasi bahwa negosiator AS dan Prancis telah membahas upaya kompromi mengenai pajak digital.
Menginginkan Rusia kembali
Pada Senin, Trump kembali menegaskan bahwa dia ingin Rusia kembali bergabung ke G7. Namun, pemimpin lain tidak setuju.
"Ada yang setuju dengan saya, tetapi ada beberapa yang tidak. Kami memang berdiskusi tentang Rusia," jelas dia.
Menanggapi Trump, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Senin menyatakan bahwa kembalinya Rusia ke dalam G7 tergantung pada konsensus dalam kelompok tersebut.
"Kembali bergabung ke G7 atas undangan satu negara saja sangat mustahil karena semua keputusan dibuat berdasarkan konsensus," kata Peskov dalam konferensi persnya.
Dia menegaskan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menentang gagasan untuk kembali ke G7. (Reuters dan CNN)