close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Eks PM Malaysia Najib Razak. IG/@najib_razak
icon caption
Eks PM Malaysia Najib Razak. IG/@najib_razak
Dunia
Kamis, 13 Desember 2018 11:29

Diadili terkait skandal 1MDB, Najib Razak kekeh tidak bersalah

Dakwaan terbaru menambah daftar tuduhan terkait korupsi dan pencucian uang 1MDB terhadap Najib Razak.
swipe

Eks Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan mantan CEO 1Malaysia Development Berhad (1MDB) Arul Kanda Kandasamy menjalani persidangan pada Rabu (12/12).

Najib mengaku tidak bersalah atas tuduhan yang mengatakan bahwa dia menggunakan posisinya sebagai PM untuk mendapatkan perlindungan hukum. Dia dituduh telah memerintahkan pengubahan laporan audit akhir 1MDB sebelum pemfinalan dan diberikan kepada Komite Akun Publik (PAC).

Dituntut secara terpisah, Arul Kanda juga mengaku tidak bersalah atas tuduhan bersekongkol dengan Najib. Keduanya bebas dengan jaminan.

Masing-masing dakwaan diajukan berdasarkan Pasal 28 (1) dari Undang-Undang Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) 2009. Jika terbukti bersalah, mereka akan menghadapi maksimum 20 tahun penjara serta denda tidak kurang dari lima kali jumlah gratifikasi atau 10.000 ringgit Malaysia. 

Arul Kanda adalah pejabat tertinggi 1MDB yang akan didakwa dalam skandal ini. Skandal ini diduga menyalahgunakan dana sebesar US$4,5 miliar.

Dakwaan baru ini menambah daftar tuduhan terkait korupsi dan pencucian uang 1MDB yang sebelumnya juga telah dibantah Najib. 

Pada awal Agustus, eks PM Malaysia ini mengaku tidak bersalah atas tiga tuduhan pencucian uang. Dia didakwa menerima total 42 ringgit Malaysia juta sebagai hasil dari kegiatan ilegal antara Desember 2014 dan Februari 2015.

Pekan lalu, jaksa mengajukan tuntutan terhadap sejumlah petinggi 1MDB lainnya termasuk mantan direktur eksekutif keuangan Terence Geh Choh Heng, mantan direktur pengembangan bisnis Casey Tang, dan mantan penasihat umum Jasmine Loo.

Tuduhan terhadap Arul dan Najib datang setelah Ketua Audit Negara Madinah Mohamad mengungkapkan bahwa laporan audit pemerintah diubah pada Februari 2016. Perusakan laporan audit ini diduga dilakukan untuk menghilangkan nama pemodal Malaysia Low Taek Jho dalam pertemuan Dewan 1MDB.

Pernyataan Madinah menyebabkan penyelidikan oleh polisi, MACC, serta komite parlemen yang mengharapkan untuk memetakan temuan mereka pada Maret mendatang.

Kementerian Kehakiman Amerika Serikat menyatakan bahwa Low atau yang dikenal sebagai Jho Low merupakan tokoh sentral dalam skandal 1MDB. Jaksa Malaysia mengajukan tuntutan tambahan terhadap Low pada pekan lalu, menuduhnya telah menerima lebih dari US$1 miliar dari 1MDB pada periode 2009 dan 2011. 

Pada Agustus 2018, Low telah menghadapi delapan tuduhan pencucian uang. Melalui sebuah pernyataan yang dimuat di situs pribadinya pada 17 September, Low menegaskan bahwa dirinya tidak bersalah.

"Biar saya perjelas: saya tidak bersalah," tulis Low.

Dalam pernyataannya bulan lalu, Madinah mengatakan bahwa perintah untuk menghapus nama Low dari laporan audit akhir datang dari sekretaris utama Najib. Madinah menambahkan, Najib juga memerintahkan agar paragraf yang menyebutkan terdapat dua versi laporan keuangan 1MDB pada tahun 2014 dihapuskan. (The Straits Times)

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan