DPR Amerika Serikat telah sepakat untuk memakzulkan Presiden Donald Trump atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan obstruksi Kongres. Kedua dakwaan tersebut berkaitan dengan pembicaraan via telepon antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymr Zelensky pada 25 Juli.
Namun, di tengah pemakzulan yang bergulir, terjadi perubahan dalam opini publik.
Jajak pendapat terbaru Gallup yang dirilis pada Rabu (18/12) pagi, sebelum pemungutan suara atas dua tuduhan terhadap Trump di DPR, menunjukkan dua hal.
Pertama, peringkat kepuasan terhadap Trump meroket dari 39% menjadi 45%. Kedua, dukungan bagi pemakzulan dan pelengseran Trump merosot dari 52% menjadi 46%.
Jajak pendapat Gallup tersebut menguatkan data lain selama sepekan terakhir yang menunjukkan bahwa dukungan terhadap pemakzulan Trump menurun.
Dalam jajak pendapat nasional yang dirilis CNN awal pekan ini, 45% mengatakan mereka mendukung pemakzulan dan pelengseran Trump, turun dari 50% dalam survei serupa pada pertengahan November.
Sebagian beranggapan bahwa isu pemakzulan justru lebih membantu dibanding melukai Trump, yang tengah mengincar periode keduanya lewat Pemilu 2020. Kepuasan publik terhadap Trump disebut terbantu oleh kebijakan ekonominya.
BBC pada 4 Oktober 2019 melaporkan bahwa tingkat pengangguran AS jatuh ke level terendah dalam 50 tahun terakhir. Menurut data Kementerian Tenaga Kerja AS, angka tersebut turun menjadi 3,5% pada September dari 3,7%. Data yang dirilis Kementerian Tenaga Kerja AS pada November 2019 juga menunjukkan persentase serupa.
Semula, politikus senior Demokrat yang menjabat Ketua DPR AS Nancy Pelosi menolak menempuh jalur pemakzulan. Kekhawatirannya yang diungkapkannya di muka umum maupun secara pribadi menyebut, pemakzulan partisan akan sangat memecah belah AS.
"Pemakzulan sangat memecah belah ... kecuali ada sesuatu yang begitu menarik dan luar biasa serta bipartisan. Menurut saya kita tidak seharusnya menempuh jalur itu, karena itu memecah belah negara ini," kata Pelosi kepada The Washingon Post saat itu.
Situasi berubah drastis pada musim gugur, ketika seorang whistleblower muncul dan buka suara terkait pembicaraan via telepon antara Trump dan Zelensky. Pelosi disebut tidak lagi bisa menghalangi kaukus partainya untuk bergerak menuju pemakzulan.
Proses untuk melengserkan Trump akan diputus di Senat, yang dikuasai Republikan, lewat persidangan yang akan digelar pada Januari 2020. Dibutuhkan dukungan dari dua pertiga senator agar upaya ini berhasil.
Sejumlah Senator Republikan, termasuk Senator Deb Fischer, telah menyatakan sokongannya pada Trump.
"Sejak Presiden Trump terpilih, Demokrat ingin memakzulkan dan menyingkirkannya. Pemungutan suara hari ini adalah puncak dari upaya mereka," twit Fischer.
Senator Republikan lainnya, Jim Inhofe mentwit, "Presiden tidak akan diberhentikan dari jabatannya. Tindakan DPR tidak lebih dari sebuah tipuan politik - tindakan yang menurut mayoritas warga Oklahoma dan saya memuakkan dan melelahkan."