close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi pesta kembang api / Pixabay
icon caption
Ilustrasi pesta kembang api / Pixabay
Dunia
Senin, 30 Desember 2019 18:29

Diprotes keras, Sydney tetap gelar pesta kembang api

Wakil Perdana Menteri New South Wales John Barilaro termasuk yang menyarankan agar pesta kembang api ditiadakan.
swipe

New South Wales Rural Fire Service (NSW RFS) memberikan lampu hijau untuk pesta kembang api pada malam tahun baru di Sydney, Australia. Festival itu akan tetap digelar di tengah seruan keras agar dibatalkan.

Wakil Perdana Menteri John Barilaro termasuk yang menyarankan agar pesta kembang api ditiadakan.

"Pesta kembang api Sydney telah disetujui dan akan berlangsung besok," twit NSW RFS pada Senin (30/12).

Suhu di negara bagian tersebut diperkirakan akan memuncak pada Selasa (31/12), dengan perkiraan lebih dari 40 derajat Celcius di wilayah barat Sydney.

Sejumlah komunitas di New South Wales memutuskan untuk membatalkan atau menunda festival kembang api mereka, termasuk di Parramatta, Campbelltown, Armidale, dan Huskisson.

Pada Senin, Dewan Kota Parramatta mengumumkan akan menyumbangkan US$10.000 kepada Dinas Pemadam Kebakaran Pedesaan alih-alih menggunakan dana itu untuk membiayai pesta kembang api.

Pemerintah setempat pada Minggu (29/12) mengumumkan bahwa dua festival kembang api di Canberra akan dibatalkan karena wilayah tersebut berada di bawah Total Fire Ban (TFB).

Lebih dari 270.000 orang telah menandatangani petisi yang menyerukan agar pesta kembang api Sydney dibatalkan. Mereka meminta dana acara itu disalurkan untuk petani yang menderita karena kekeringan dan membantu petugas memerangi kebakaran hutan.

Sydney menghabiskan US$4,3 juta untuk pertunjukan kembang api tahun ini.

Barilaro mengatakan bahwa membatalkan pesta kembang api Sydney seharusnya menjadi keputusan yang sangat mudah.

"Risiko terlalu tinggi dan kita harus menghormati sukarelawan NSW RFS yang kelelahan ... Kita semua harus menghadapi krisis ini bersama-sama," kata dia.

Namun, juru bicara Dewan Kota Sydney Tanya Goldberg menegaskan bahwa festival itu akan tetap berlangsung.

"Membatalkan pesta kembang api akan berdampak negatif bagi bisnis di Sydney, terutama setelah laporan menunjukkan bisnis ritel semakin lemah. Selain itu, jika acara dibatalkan, maka itu akan merusak rencana liburan puluhan ribu orang yang datang dari dalam dan luar negeri," ujar Goldberg.

Senada dengan Goldberg, Wali Kota Sydney Clover Moore menyebut bahwa lebih banyak manfaat dapat diperoleh dengan menggelar festival kembang api daripada membatalkannya.

"Membatalkan pesta kembang api akan membawa sedikit manfaat praktis. Acara tersebut dapat digunakan untuk mendorong lebih banyak donasi untuk memerangi kebakaran hutan," twit dia.

Perayaan kota yang terkenal itu diharapkan akan menarik satu juta orang dan menghasilkan sekitar US$130 juta bagi perekonomian New South Wales.

Perdana Menteri New South Wales Gladys Berejiklian memperbolehkan pesta kembang api jika mendapat persetujuan NSW RFS. Dia menuturkan bahwa festival tersebut akan mengirim pesan bahwa New South Wales tetap tabah menghadapi kebakaran hutan.

"New South Wales merupakan negara bagian yang memiliki harapan akan masa depan dan senantiasa optimistis," ungkap dia. "Jika dinilai aman, maka kita akan tetap menggelar festival itu seperti yang telah kita lakukan pada tahun-tahun sebelumnya."

Ribuan orang didesak untuk mengungsi

Lebih dari 30.000 orang didesak untuk mengungsi dari Gippsland di Negara Bagian Victoria pada Minggu. Imbauan itu dikeluarkan di tengah kekhawatiran suhu panas dan angin kencang akan memicu kebakaran hutan yang lebih besar di wilayah tersebut.

Meskipun Gippsland cukup terpencil, menjelang tahun baru, daerah itu dibanjiri dengan keluarga dan wisatawan yang berlibur.

Australia Selatan juga dilanda kebakaran hutan parah. Suhu di sejumlah daerah menyentuh 40 derajat Celcius dan angin panas terus berembus.

Kondisi di New South Wales diperkirakan akan memburuk selama dua hari ke depan, di mana 100 kebakaran hutan terjadi pada Senin pagi, lebih dari 40 di antaranya belum dapat dikendalikan pihak berwenang.

Kebakaran hutan sejak akhir Agustus di Australia menewaskan 10 orang, menghancurkan lebih dari 1.000 rumah, dan menghanguskan lebih dari tiga juta hektare lahan. (The Guardian dan Al Jazeera)

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan