close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi / Pixabay
icon caption
Ilustrasi / Pixabay
Dunia
Selasa, 10 Juli 2018 16:09

Donald Trump dan kunjungan presiden AS ke Inggris

Kedatangan Trump ke Inggris kelak merupakan kunjungan kerja, bukan kenegaraan.
swipe

Donald Trump akan melawat ke Inggris pada akhir pekan ini. Ia akan menjadi presiden Amerika Serikat (AS) ke-12 yang berkunjung ke Negeri Ratu Elizabeth. Kedatangan Trump ke Inggris, kelak merupakan kunjungan kerja bukan kenegaraan.

Lawatan presiden ke-45 AS itu disebut-sebut akan berbeda dengan para pendahulunya.

Pada tahun 1977, Jimmy Carter menjadikan Inggris sebagai destinasi kunjungan pertamanya pasca-dilantik sebagai presiden AS ke-39. Tujuan utama Carter saat itu adalah menghadiri KTT G7 di London. Namun selain itu dia juga memilih untuk mengunjungi Newcastle. Demikian seperti dikutip dari BBC, Selasa (10/7).

Belakangan, Newcastle berperan membangun jembatan antara AS dan seluruh dunia. Dari podium yang ditempatkan di luar Newcastle Civic Centre, Carter melancarkan diplomasi global perdananya.

Oleh wali kota, dia diberikan kebebasan untuk berpidato. Dan menyapa kerumunan yang diperkirakan berjumlah 20.000 orang, Carter mengatakan, "Bagaimana kabar Anda! Saya bersyukur menjadi Geordie (sebutan bagi penduduk Newcastle) sekarang."

Surat kabar lokal, the Chronicle, melaporkan, "Warga memadati bandara. Memenuhi jalan-jalan. Mereka penuh sesak di luar Civic Centre dan mereka membuka diri untuknya (Carter). Dan dia menyukainya. Senyum luar biasa mengembang di wajahnya ... saat dia disambut banyak orang yang melambai-lambaikan Union Jack (bendera Inggris) dan the Starts (bendera AS)."

Itu merupakan gambaran bagaimana dulu warga Inggris bersorak-sorai menyambut kedatangan seorang presiden AS.

Ketika John Fitzgerald Kennedy (JFK) dan sang istri, Jackie, datang pada tahun 1961, setengah juta orang menanti untuk melihat langsung pasangan fenomenal ini.

Faktanya, presiden AS tergolong jarang menyambangi Inggris. Presiden pertama AS yang melawat ke Inggris adalah Woodrow Wilson. Ia berkunjung pada tahun 1918, selama perundingan damai pasca-Perang Dunia I. Dan kunjungan kedua presiden AS ke Inggris baru kembali terjadi pada tahun 1945.

Harry S. Truman, presiden ke-33 AS pernah mengunjungi Raja George VI. Namun kunjungan itu terjadi di sebuah kapal penjelajah AL yang bersandar di pelabuhan Plymouth, bukan di London atau daerah lainnya. Adapun Dwight D Eisenhower baru berkunjung ke Inggris pada tahun 1959. Ini berarti dalam kurun 40 tahun, hanya terjadi tiga kali kunjungan presiden AS ke Inggris.

Selama menjabat sebagai presiden AS, Lyndon Johnson tidak pernah menginjakkan kakinya di Inggris. Demikian pula Gerald Ford.

Sejumlah presiden AS dikabarkan menikmati hubungan yang hangat dengan keluarga Kerajaan Inggris. Eisenhower disebut-sebut merupakan salah satu sosok yang difavoritkan Ratu Elizabeth. Dia (Eisenhower) menjadi satu-satunya presiden AS yang pernah bermalam di Istana Balmoral.

Sama halnya seperti Trump, 'Ike' (sapaan Eisenhower) juga memiliki properti di Skotlandia. Bukan lapangan golf, melainkan sebuah apartemen di Culzean Castle di pantai Ayrshire, yang diberikan kepadanya sebagai bentuk pengakuan atas perannya sebagai komandan pasukan sekutu tertinggi selama Perang Dunia II.

Ronald Reagan diketahui juga berteman baik dengan Ratu Elizabeth. Pada tahun 1982, secara pribadi Ratu Elizabeth mengundangnya untuk bermalam di Puri Windsor dan menunggang kuda di Great Park. 

Tahun 1994, Bill dan Hillary Clinton mendapat kehormatan dengan menginap di kapal pesiar kerajaan Britannia di Portsmouth.

Presiden ke-43 AS, George W. Bush tercatat menjadi presiden AS kedua yang menginap di Istana Buckingham pada 2003. Yang pertama melakukannya adalah Wilson pada tahun 1918.

Kontras dengan fakta-fakta di atas, Trump diperkirakan hanya akan disuguhkan secangkir teh di Puri Windsor saat dia berkunjung pada hari Jumat (13/7).

Trump juga tidak akan mendapat 'sambutan politik' yang sama seperti para pendahulunya. Ayah lima anak itu tidak akan menghadiri pertemuan kabinet seperti yang dilakukan Clinton dan Tony Blair pada tahun 1997. Trump juga tidak akan menikmati pesta barbeku seperti yang didapat Barack Obama di kebun Downing Street pada tahun 2011.

Trump harus puas dengan hanya melakukan kunjungan singkat ke kediaman perdana menteri, Chequers, seperti yang dilakukan Richard Nixon pada tahun 1970. Kunjungan Trump dinilai sepenuhnya akan menjadi lawatan kerja yang kaku.

Tentu saja, kunjungan presiden AS ke Inggris tidak selalu berjalan mulus. Ada ketegangan diplomatik yang jarang terungkap. Salah satunya, ketika pada 1982, Gedung Putih lama membalas undangan Ratu Elizabeth yang mempersilakan Reagan dan Nancy bermalam di Puri Windsor. Astrolog ibu negara AS punya firasat buruk tentang kunjungan pasangan itu ke luar negeri.

Upaya besar-besaran akan dilakukan demi memastikan bahwa perjalanan Trump ke Inggris berjalan lancar. Banyak demonstrasi telah direncanakan, namun operasi keamanan besar akan mengawal lawatannya mulai dari London ke Chequers, Puri Windsor, hingga Skotlandia.

Kendati bagaimanapun, hari ini, sebagai sekutu dekat, AS dan Inggris memiliki sejumlah perbedaan kebijakan.

PM Theresa May secara terbuka menyatakan tidak setuju atas keputusan Trump untuk memberlakukan tarif dagang, hengkang dari kesepakatan nuklir Iran, dan memindahkan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Tidak sedikit yang menilai bahwa lawatan Trump ke Inggris akan menjadi ujian bagi hubungan kedua negara.

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan