close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. iStock
icon caption
Ilustrasi. iStock
Dunia
Jumat, 24 Desember 2021 17:58

Dua universitas Hong Kong pindahkan monumen publik sebagai bentuk protes

Universitas Lingnan Hong Kong juga menurunkan patung relief dinding pembantaian Tiananmen.
swipe

Dua universitas di Hong Kong pada Jumat (24/12), memindahkan monumen publik sebagai bentuk protes pelarangan peringatan Tiananmen 1989 di Beijing, sekaligus menyusul pembongkaran patung yang menandai korban tindakan kekerasan di universitas lain awal pekan ini.

Patung perunggu Dewi Demokrasi setinggi 6,4 meter (20 kaki) yang memegang api di Universitas Cina Hong Kong telah dipindahkan dari piazza umum.

Pihak universitas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "patung yang tidak sah" itu telah dibawa pergi.

“Menyusul penilaian internal, dan sebagai pengelola kampus universitas, CUHK telah mencopot patung itu,” ungkapnya.

Patung Hong Kong yang terbuat dari plester putih dan patung busa setinggi 10 meter (30 kaki), didirikan oleh para siswa di Lapangan Tiananmen pada 1989 sebagai simbol tekad mereka dalam mengejar kebebasan dan demokrasi di China di bawah pemerintahan Partai Komunis.

"Saya merasa patah hati dan terkejut," kata Felix Chow, mantan mahasiswa Universitas China dan anggota dewan distrik.

"Patung ini mewakili lingkungan sekolah yang terbuka. Itu simbol kebebasan akademik. Itu membuat orang ragu apakah sekolah masih bisa memastikan ruang bebas dan orang bisa berbicara dengan bebas," katanya.

Tidak seperti China yang melarang peringatan atau peringatan publik pada 4 Juni, Hong Kong sebelumnya tetap menjadi satu-satunya yang masih mengizinkan perayaan tersebut.

Sebelumnya, Universitas Lingnan Hong Kong juga menurunkan patung relief dinding pembantaian Tiananmen, yang juga termasuk penggambaran Dewi Demokrasi.

Relief itu mencakup gambar barisan tank yang berhenti di depan seorang pemrotes yang dikenal sebagai "manusia tank", dan para korban yang ditembak oleh pasukan China dibawa kabur.

Seniman Chen Weiming, yang menciptakan patung dan relief dinding, mengatakan bahwa dia akan menuntut universitas jika ada kerusakan pada karyanya.

Gambar merah menjulang Dewi Demokrasi di aula utama serikat mahasiswa Universitas Lingnan juga telah dicat dengan cat abu-abu. Siswa menanggapi dengan menempelkan selembar kertas dengan kata "memalukan" pada gambar yang dihapus, yang dengan cepat dirobek oleh penjaga keamanan.

Universitas Lingnan mengatakan bahwa barang-barang yang dapat menimbulkan risiko hukum dan keamanan telah dibersihkan, atau dihapus dan disimpan dengan tepat.

img
Elmo Julianto
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan