close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi / Pixabay
icon caption
Ilustrasi / Pixabay
Dunia
Kamis, 05 Desember 2019 16:04

Dubes China untuk AS: Ada yang ambil untung dari perang dagang

Cui mengakui bahwa relasi China-AS berada di persimpangan yang kritis karena perang dagang.
swipe

Duta Besar China untuk Amerika Serikat Cui Tiankai pada Rabu (5/12) mengatakan, Beijing dan Washington tengah berusaha menyelesaikan perbedaan terkait isu perdagangan. Dia menyatakan ada kekuatan yang berupaya mendorong pertikaian kedua negara.

"Pada saat bersamaan, kita harus waspada bahwa beberapa kekuatan destruktif mengambil keuntungan dari gesekan perdagangan yang tengah berlangsung melalui retorika ekstrem seperti decoupling, Perang Dingin baru, dan benturan peradaban," kata Cui dalam jamuan makan malam yang diadakan oleh Dewan Bisnis AS-China.

Cui tidak merinci siapa yang dimaksudnya sebagai kekuatan destruktif.

Dalam kesempatan yang sama dia mengakui bahwa relasi China-AS berada di persimpangan yang kritis karena perang dagang, meski demikian masih mungkin untuk kembali ke situasi yang lebih baik.

Cui mendesak perusahaan-perusahaan AS dan China memperluas perdagangan antara kedua negara untuk menentang apa yang disebutnya upaya untuk menyebarkan permusuhan dan bahkan menciptakan konflik di antara kedua pihak serta berita palsu tentang situasi di Hong Kong dan Xinjiang.

Pernyataan Cui datang sehari setelah Donald Trump mengatakan perjanjian dagang dengan China dapat ditunda hingga setelah Pilpres AS 2020. Pemicunya boleh jadi juga upaya legislatif AS untuk merespons isu Uighur.

AS dan China masih terkunci dalam perang dagang yang telah berlangsung selama 17 bulan, yang dikobarkan AS sebagai respons apa yang mereka lihat sebagai upaya pemerintah China mencuri teknologi AS dan mendominasi pasar global. 

Demonstrasi antipemerintah di Hong Kong dan laporan dugaan penindasan terhadap minoritas muslim Uighur mengipasi keprihatinan HAM yang telah berlangsung lama. Ada pun bagi Beijing, tindakan AS terhadap kedua isu tersebut, dianggap sebagai gangguan atas isu kedaulatannya.

Dewan Perwakilan Rakyat AS yang dipimpin Demokrat pada Selasa (3/12) memberikan dukungan penuh bagi RUU yang akan mengharuskan pemerintahan Donald Trump untuk memperkuat respons atas penindasan China pada kelompok minoritas muslim. 

China sebelumnya memperingatkan pada Rabu bahwa RUU AS akan memengaruhi kerja sama bilateral, mengaburkan prospek untuk kesepakatan jangka pendek untuk mengakhiri perang dagang.

Cui tidak menggemakan pernyataan itu secara langsung pada Rabu, tetapi mengatakan bahwa laporan tentang situasi di Hong Kong dan Xinjiang telah terdistorsi secara serius.

"Fakta adalah fakta tidak peduli berapa banyak berita palsu yang dihasilkan," kata dia.

Dia tidak membahas pembicaraan perdagangan AS-China secara khusus, tetapi mengatakan Beijing tetap berkomitmen untuk memperluas perdagangan bilateral dan investasi antara kedua negara.

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan