Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun menilai proposal perdamaian Israel-Palestina yang akan ditawarkan Amerika Serikat hanya permainan. Menurut dia, proposal perdamaian itu tidak akan pernah terwujud karena Presiden AS Donald Trump selama ini sudah memperlihatkan keberpihakannya kepada Israel.
"Kami lihat, Trump berada di belakang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selama Pemilu Israel. Tidak mungkin mereka tidak berpihak," ungkap Al Shun dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Palestina, Jakarta, Jumat (17/5).
Selain itu, Dubes Al Shun menuturkan bahwa selama ini langkah politik AS pun dengan jelas menunjukkan dukungan mereka bagi Israel dan posisi mereka yang menentang Palestina.
"Saya sangat yakin proposal perdamaian itu hanya permainan belaka. Menurut saya, Trump tidak benar-benar ingin jadi mediator Palestina-Israel dan proposal punyanya itu tidak akan terwujud," lanjutnya.
Dubes Al Shun menyebut, AS telah berulang kali melakukan pelanggaran kesepakatan internasional dengan mendukung penjajahan Israel terhadap Palestina.
Contohnya dengan keputusan kontroversial Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Selain itu, Trump juga memberhentikan dana bantuan kemanusiaan bagi Palestina melalui badan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA).
Kondisi tersebut, lanjutnya, semakin membebani masyarakat Palestina dan tidak membantu memperbaiki konflik yang ada. Dia menyayangkan sikap dunia yang hanya diam saja dan tidak bertindak.
"Meskipun tindakan AS sudah keterlaluan, dunia seolah hanya terdiam dan tidak melakukan apa pun. Dunia tidak bergerak banyak untuk menolong Palestina," kata dia.
Dubes Al Shun juga mengecam Israel yang menurutnya tidak menginginkan perdamaian. Dia meyakini, Israel tidak memiliki niat untuk mencapai kerukunan atau rekonsiliasi dengan Palestina.
"Israel memang tidak mengakui adanya palestina, mereka tidak ingin perdamaian dan keamanan antara kedua negara. Dari segala bentuk perundingan yang sudah dilakukan ataupun yang akan diadakan, saya tidak yakin hal itu akan mencapai kesepakatan karena Israel tidak ingin hal itu terjadi, mereka ingin kekacauan," tegasnya.
Namun, jika Israel menunjukkan niat baik dan menginginkan perundingan damai, Dubes Al Shun menuturkan Palestina akan selalu siap untuk mengupayakannya.
Dia menegaskan, Palestina tidak akan tinggal diam dalam menghadapi konflik dengan Israel dan akan terus berjuang demi memperoleh kemerdekaan sejati.
Dalam kesempatan yang sama, Dubes Palestina mengapresiasi masyarakat dan pemerintah Indonesia yang selalu berupaya memberikan bantuan dan dukungan kepada Palestina.
"Saya lihat, Indonesia selalu terdepan dalam menolong dan membantu penyelesaian permasalahan Palestina," kata Dubes Al Shun.
Menjabat sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB (DK PBB) selama Mei 2019, Palestina berharap Indonesia dapat melunakkan sikap AS dan Israel, serta mendorong dunia untuk berupaya lebih kuat membantu Palestina.
"Sebagai Presiden DK PBB, kami berharap Indonesia dapat menekankan isu keamanan dan kemanusiaan di Palestina, tetap berdiri bersama kami, dan membantu menghilangkan penjajahan Israel," tuturnya.
Palestina belum lama ini memperingati Hari Nakbah yang jatuh setiap 15 Mei. Itu merupakan peringatan tahunan atas pengusiran bangsa Palestina oleh Israel pada 1948.
"Selama 71 tahun, warga Palestina terpecah di seluruh dunia akibat terusirnya kami dari tanah sendiri," jelas Dubes Al Shun.
Kata Nakbah sendiri, kata dia, berarti kehancuran atau kesulitan. Kehancuran itu berasal dari tindakan Israel yang merampas tanah Palestina. "Kehidupan kami dipersulit. Kami seolah kehilangan arah. Kehancuran terjadi saat kita dijajah dan terpecah," ujar Dubes Palestina.