Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengkritik proposal perdamaian Timur Tengah yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada akhir Januari. Menurut dia, rencana itu seharusnya dapat diterima baik Israel maupun Palestina.
"Rusia menilai, rakyat Palestina dan Israel berhak memiliki keputusan akhir untuk menerima atau menolak proposal perdamaian karena hal itu berkaitan dengan masa depan mereka," tutur Dubes Vorobieva dalam konferensi pers di kediamannya di Kuningan, Jakarta, pada Rabu (12/2).
Menurut dia, untuk menyelesaikan konflik, kedua pihak perlu sama-sama puas dengan kesepakatan apa pun yang diusulkan.
"AS menginginkan caranya seperti itu, tapi jika Palestina tidak bisa menerimanya, maka rancangan tersebut pasti tidak akan berhasil," kata dia. "Rusia pun melihat kelemahan dalam rencana Trump."
Dubes Vorobieva melanjutkan, bahkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menggambarkan proposal yang diusulkan Trump sebagai rancangan yang berupaya menghilangkan hak Palestina untuk merdeka dan menentukan nasib sendiri.
"Kami terus memantau respons dari negara-negara lainnya, terutama negara Timur Tengah. Sejauh ini penilaian mereka negatif dan cenderung skeptis," lanjut dia.
Vorobieva menyebut bahwa hingga kini, Rusia terus menelaah proposal setebal 181 halaman tersebut. Proposal perdamaian ala Trump memungkinkan Israel menganeksasi seluruh pemukiman Yahudi di Tepi Barat, langkah yang dianggap ilegal oleh Palestina dan sebagian besar masyarakat internasional.
Dubes Vorobieva menekankan, proposal perdamaian antara Israel dan Palestina sepatutnya menghormati hukum internasional, termasuk sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB. Ketika ditanya apakah Rusia berencana mengambil peran lebih besar dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina, Dubes Vorobieva mengatakan bahwa sejauh ini, negaranya telah berperan besar.
"Kami memiliki peran yang cukup besar. Namun, fokusnya bukan apakah Rusia ingin memainkan peran yang lebih besar, melainkan bagaimana cara menyelesaikan konflik tersebut," sambung dia.
Menurut Vorobieva, konflik Israel-Palestina, yang telah berlangsung selama beberapa dekade, perlu segera diselesaikan.
"Rusia siap bergabung dalam upaya kolektif yang bertujuan menyelesaikan konflik Israel-Palestina secara cepat," ujar Dubes Vorobieva.