Masyarakat internasional telah bereaksi terhadap serangan bom di Sri Lanka, sehingga menewaskan 197 orang dan melukai ratusan orang lagi.
Serangan bom ditujukan ke delapan lokasi berbeda-termasuk gereja tempat umat Kristiani merayakan Paskah-dan hotel bintang lima di Ibu Kota Komersial Sri Lanka, Kolombo.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, di dalam satu pernyataan tertulis, mengutuk serangan itu dengan "sekeras-kerasnya".
"Ini adalah serangan terhadap semua manusia. Atas nama rakyat Turki, saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan rakyat #SriLanka, dan mendoakan mereka yang cedera semoga cepat sembuh," kata Erdogan, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu-yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan dalam satu cuitan di Twitter, mengutuk serangan teroris mengerikan di Sri Lanka saat Paskah, Ahad, sehingga menghilangkan nyawa yang berharga dan melukai ratusan orang. "Belasungkawa terdalam saya buat saudara rakyat Sri Lanka. Pakistan menyampaikan solidaritas penuh buat Sri Lanka pada saat kesedihan ini," kata dia.
Perdana Menteri India Narendra Modi juga mengecam ledakan mematikan tersebut. Ia mengatakan, tidak ada tempat buat kekejaman semacam ini. India menyampaikan solidaritas buat rakyat Sri Lanka. "Hati saya bersama keluarga yang berduka dan mendoakan mereka yang cedera," tutur dia.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani juga mengutuk serangan itu dan mengatakan, menyerang gereja dan hotel serta membidik orang yang sedang beribadah merupakan hal mengerikan, dan Afghanistan dengan keras mengutuk perbuatan keji ini. "Harapan dan doa kami buat korban dan keluarga mereka, dan solidaritas kami sampaikan buat Sri Lanka pada hari kelam ini," ucap dia.
Di dalam satu pernyataan di Twitter, Juru Bicara Kanselir Jerman Angela Merkel, Steffen Seibert, mengatakan sangat terkejut oleh berita bahwa umat Kristiani di Sri Lanka diserang dan tewas selama kegiatan Paskah.
Sementara itu Perdana Menteri Inggris Therea May mengatakan serangan di Sri Lanka benar-benar mengerikan.
"Simpati terdalam saya buat mereka yang menjadi korban pada saat tragis ini," kata wanita perdana menteri tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin, di dalam satu pernyataan, menyampaikan belasungkawanya yang paling dalam sehubungan dengan akibat tragis dari serangkaian serangan teror di Sri Lanka, kata kantor berita negara Rusia, Tass.
Putin menggarisbawahi bahwa Moskow tetap menjadi mitra yang dapat dipercaya buat Sri Lanka dalam perangnya melawan terorisme internasional. "Saya berharap para pelaku dan otak aksi kejam ini, yang dilakukan pada puncak perayaan Paskah, akan mendapat hukuman setimpal," kata dia.
Presiden AS Donald Trump, di dalam satu cuitan, mengatakan, "AS menyampaikan belasungkawa sepenuh hati buat bangsa besar Sri Lanka. Kami siap membantu."
Sementara Kementerian Luar Negeri RI memastikan, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam serangkaian ledakan yang terjadi di Ibu Kota Kolombo, Sri Lanka.
Berdasarkan rilis dari Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI yang diterima di Jakarta, saat terjadi ledakan, seorang WNI berinisial KW sedang berada di Hotel Shangri La Kolombo.
Namun, Kedutaan Besar RI di Kolombo telah memastikan bahwa yang bersangkutan dalam keadaan selamat dan sudah dievakuasi oleh aparat keamanan Sri Lanka.
Pada 21 April 2019 sekitar pukul 09.00 waktu setempat, bertepatan dengan peringatan Paskah, telah terjadi sejumlah ledakan di beberapa gereja dan hotel bintang lima di Kolombo, termasuk Hotel Shangri La.
KBRI Kolombo terus memantau perkembangan situasi, termasuk kondisi WNI di sekitar lokasi kejadian, berkoordinasi dengan otoritas setempat.
Bagi keluarga dan kerabat yang membutuhkan informasi lebih lanjut dan bantuan konsuler, dapat menghubungi hotline KBRI Kolombo di nomor +94772773127 atau +94772773123. (Ant)