close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
icon caption
Dunia
Sabtu, 21 Agustus 2021 18:51

'Fatwa' pertama Taliban, larangan pendidikan campur gender di Herat

Dalam dua dekade terakhir, Afghanistan telah menerapkan sistem campuran pendidikan bersama dan kelas terpisah berbasis gender.
swipe


Taliban mulai mengeluarkan kebijakan untuk mengatur kehidupan warga Afghanistan. Masalah pertama yang akan mereka ubah adalah sistem pendidikan di mana, perempuan dan pria harus belajar secara terpisah. 

Pejabat Taliban, mengutip pendidikan campuran jenis kelamin sebagai 'akar semua kejahatan dalam masyarakat'. Taliban melarang pendidikan bersama di universitas pemerintah dan swasta di provinsi Herat.

Menurut Khaama Press News Agency, keputusan itu diambil pada hari Sabtu setelah mengadakan pertemuan antara profesor universitas, pemilik lembaga swasta, dan otoritas Taliban.

Ini adalah 'fatwa' pertama yang dikeluarkan oleh Taliban setelah pengambilalihan cepat atas Afghanistan pekan lalu. Penaklukan Ibu Kota Kabul pada hari Minggu menandai berakhirnya perang terpanjang AS, yang diluncurkan setelah serangan teror 11 September 2001.

Pada hari Selasa, Zabihullah Mujahid, juru bicara lama Taliban dalam penampilan publik pertamanya untuk mengatasi kekhawatiran tersebut pada konferensi pers, berjanji bahwa Taliban akan menghormati hak-hak perempuan dalam norma-norma hukum Islam, dalam upaya untuk menggambarkan sikap yang lebih moderat.

Selama pertemuan tiga jam profesor universitas dan pemilik lembaga pendidikan swasta, perwakilan Taliban dan Kepala Pendidikan Tinggi, Afghanistan, Mullah Farid mengatakan tidak ada alternatif dan pendidikan bersama harus diakhiri.

Dia juga mengatakan dosen wanita yang berbudi luhur akan diizinkan untuk mengajar hanya mahasiswa perempuan tetapi tidak laki-laki.

Farid menyebut pendidikan bersama sebagai 'akar semua kejahatan di masyarakat', kata laporan itu.

Dalam dua dekade terakhir, Afghanistan telah menerapkan sistem campuran pendidikan bersama dan kelas terpisah berbasis gender di semua universitas dan institut.

Para pakar pendidikan mengatakan universitas negeri tidak akan terpengaruh oleh keputusan itu tetapi lembaga swasta akan berjuang dengan jumlah siswa perempuan yang sudah rendah.

Herat, menurut perkiraan resmi, memiliki 40.000 mahasiswa dan 2.000 dosen di universitas dan perguruan tinggi swasta dan pemerintah.( Sumber: outlookindia)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan