Filipina akan memperoleh helikopter militer angkat berat dari Amerika Serikat. Suplai ini dilakukan setelah Filipina membatalkan kesepakatan untuk membeli pesawat serupa dari Rusia.
Pemerintah pendahulunya Rodrigo Duterte telah menandatangani kesepakatan senilai US$216 juta untuk 16 helikopter Mi-17, tetapi mundur dalam beberapa bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina dan pengenaan sanksi luas terhadap Moskow.
Sebelumnya pada hari Kamis, media lokal mengutip duta besar Rusia untuk Filipina yang mengatakan bahwa kesepakatan itu masih berlaku. Tapi Mr Marcos mengatakan itu sudah mati.
“Kami telah mendapatkan pasokan alternatif (untuk helikopter angkat berat) dari Amerika Serikat,” kata Marcos, yang terpilih sebagai presiden pada bulan Mei, kepada sebuah forum bisnis.
“Sayangnya, kami melakukan pembayaran uang muka (kepada pabrikan Rusia) yang kami harapkan untuk dinegosiasikan untuk mendapatkan setidaknya persentase dari itu kembali,” tambahnya. "Tapi kesepakatan seperti yang ada mungkin pada awal atau pertengahan tahun lalu telah dibatalkan."
Duta Besar Rusia Marat Pavlov, bagaimana pun, dikutip di media lokal mengatakan bahwa pabrikan masih melanjutkan perakitan Mi-17.
Kedutaan Rusia di Manila tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Marcos tidak merinci helikopter AS mana yang dipilih sebagai alternatif, hanya saja helikopter itu akan diproduksi di Polandia.
Duta Besar Filipina di Washington, Mr Jose Romualdez, mengatakan kepada wartawan pada bulan Agustus bahwa Manila sedang mencari Chinook untuk menggantikan Mi-17.
Romualdez secara terpisah mengatakan kepada AFP pada Agustus bahwa keputusan untuk membatalkan kesepakatan Mi-17 dipicu oleh perang Ukraina, dan bahwa Manila juga waspada terhadap pelanggaran undang-undang AS tahun 2017 yang memberikan sanksi kepada siapa pun yang berbisnis dengan sektor intelijen atau pertahanan Rusia.
Filipina adalah sekutu lama AS dan memulai program modernisasi militer sederhana pada tahun 2012.
Sampai saat ini, peralatannya termasuk helikopter era Perang Vietnam dan kapal angkatan laut Perang Dunia II yang digunakan oleh AS. (Straitstimes)