close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
 Perempuan yang kehilangan suaminya dan dua anaknya dalam ledakan di gereja St. Sebastian berteriak saat pemakaman massal untuk korban bom di Sri Lanka di sebuah pemakaman di dekat gereja di Negombo, Rabu (24/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter
icon caption
Perempuan yang kehilangan suaminya dan dua anaknya dalam ledakan di gereja St. Sebastian berteriak saat pemakaman massal untuk korban bom di Sri Lanka di sebuah pemakaman di dekat gereja di Negombo, Rabu (24/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter
Dunia
Jumat, 26 April 2019 11:19

Gagal cegah bom Minggu Paskah, Menhan Sri Lanka mundur

Menhan Sri Lanka menyatakan, pengunduran dirinya merupakan bentuk pertanggungjawabannya atas kegagalan kinerja lembaga yang dia kelola.
swipe

Pada Kamis (25/4), Menteri Pertahanan Sri Lanka Hemasiri Fernando mengundurkan diri setelah pihaknya dinilai gagal mencegah pengeboman pada Minggu Paskah.

Fernando sendiri bersikeras bahwa pihak berwenang telah menanggapi peringatan ancaman pengeboman yang sebelumnya dikirim oleh badan intelijen India.

"Pada saat itu kami sedang mempelajari lebih lanjut mengenai laporan tersebut. Semua agen kami terlibat mengerjakannya," tegas Fernando.

Dia menyatakan, pengunduran dirinya merupakan bentuk pertanggungjawabannya atas kegagalan kinerja lembaga yang dia kelola.

Pengunduran diri Fernando dinilai tidak mampu meredakan kritik dan tuduhan terkait mengapa pemerintah gagal bertindak lebih efektif untuk mencegah serangan bom.

Pemerintah mengakui telah melakukan kesalahan besar dalam berbagi informasi intelijen. Pemimpin parlemen Lakshman Kiriella bahkan menuding para pejabat senior sengaja menyembunyikan informasi tentang kemungkinan serangan itu.

Baik Presiden Maitrhipala Sirisena maupun Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe membantah mengetahui peringatan dari badan intelijen India.

Berdasarkan informasi terbaru dari kepolisian, Wakil Menteri Pertahanan Ruwan Wijewardene merevisi jumlah korban tewas pengeboman Minggu Paskah turun dari 359 menjadi 253 pada Kamis.

Menurutnya, data sebelumnya tidak akurat akibat adanya kesulitan dalam mengidentifikasi bagian-bagian tubuh di tempat kejadian.

Namun, Direktur Jenderal Layanan Kesehatan Sri Lanka Anil Jasinghe mengatakan bahwa angka itu masih merupakan perkiraan.

"Bisa jadi jumlahnya 250 atau 260, saya belum bisa memastikannya. Ada begitu banyak bagian tubuh dan sangat sulit untuk memberikan angka yang tepat," tuturnya.

Sejumlah pihak menilai serangan bom bunuh di tiga gereja, empat hotel mewah, dan sebuah rumah itu memperlihatkan kegagalan pihak berwenang dalam menindaklanjuti laporan peringatan ancaman dari badan intelijen asing. Mereka juga berpendapat bahwa perselisihan di pemerintahan telah merusak kerja sama keamanan nasional.

ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman tersebut. Mereka merilis video yang memperlihatkan delapan pria berdiri di bawah bendera ISIS dan menyatakan kesetiaan kepada Abu Bakr al-Baghdadi.

Kelompok ekstremis itu mengaku kedelapan pria tersebut merupakan para pelaku pengeboman di Sri Lanka.

Sejauh ini, kepolisian menyatakan ada sembilan pelaku bom bunuh diri, delapan di antaranya telah diidentifikasi dan salah satunya diketahui berjenis kelamin perempuan.

Menurut polisi, para pelaku bom bunuh diri merupakan warga Sri Lanka yang berpendidikan tinggi dan berasal dari keluarga kelas menengah. Dua dari mereka bersaudara dan merupakan putra pedagang kaya di Kolombo.

Kini pihak berwenang memfokuskan penyelidikan pada relasi internasional yang dimiliki dua kelompok militan lokal, National Thowheed Jamath (NTJ) dan Jamiiyathul Millathu Ibrahim (JMI). Pemerintah meyakini dua kelompok itu terlibat dalam pengeboman pada Minggu Paskah.

Setidaknya 76 orang, termasuk sejumlah warga negara asing, telah ditangkap sejak Minggu.

Suasana tegang masih menaungi Sri Lanka karena kekhawatiran adanya lebih banyak lagi pelaku bom yang masih berkeliaran di tempat umum.

Sebagai langkah preventif, pihak berwenang menutup bank sentral dan memblokade jalan ke Bandara Internasional Katunayake.

Polisi pun meminta agar pekerja kantor di distrik bisnis Kolombo pulang lebih awal untuk menghindari kerumumanan orang pada jam sibuk. Sejumlah restoran di pusat kota juga tutup lebih awal.

Selain itu, pihak berwenang memerintahkan semua gereja Katolik di Sri Lanka untuk tetap mengunci pintu dan menunda kegiatan ibadah sampai kondisi keamanan membaik.

"Atas saran pasukan keamanan, untuk sementara kami menutup semua gereja," ujar seorang pastor senior pada Kamis. "Tidak akan ada misa publik sampai pemberitahuan lebih lanjut."

Seorang juru bicara menyatakan polisi telah menangkap tiga orang serta menyita 21 granat buatan lokal dan enam pedang dalam patroli keamanan di Kolombo. Dia tidak memberi penjelasan lebih lanjut apakah penangkapan itu terkait dengan pengeboman Minggu Paskah.

Peringatan perjalanan

Sebagian besar korban tewas merupakan warga Sri Lanka dan pihak berwenang menyatakan pengeboman itu merenggut nyawa setidaknya 38 warga negara asing.

Mereka termasuk warga negara Inggris, Amerika Serikat, Australia, Turki, India, China, Denmark, Belanda, dan Portugal.

Pada Kamis, Inggris memperingatkan warganya untuk menghindari bepergian ke Sri Lanka kecuali jika benar-benar butuh.

Langkah yang sama juga diambil oleh Israel. Mereka mengeluarkan peringatan perjalanan atas pertimbangan adanya ancaman keamanan tinggi dan teror di Sri Lanka.

Peringatan yang dikeluarkan oleh Biro Anti-Terorisme Dewan Kemanan Nasional Israel itu meminta warganya yang berada di Sri Lanka untuk segera keluar dari negara itu dan mengimbau para pelancong untuk membatalkan rencana perjalanan mereka.

Menurut Biro Anti-Terorisme, keputusan untuk peringatan perjalanan itu dikeluarkan setelah berkonsultasi dengan perwakilan organisasi keamanan dan Kementerian Luar Negeri Israel.

Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka I Gusti Ngurah Ardiyasa mengungkapkan bahwa KBRI Colombo tidak mengeluarkan imbauan khusus bagi WNI di sana.

"Kondisi sudah membaik dan kondusif. Aktivitas warga sudah normal, tetapi penjagaan di sejumlah tempat seperti hotel, pusat perbelanjaan, dan tempat ibadah masih ada," katanya kepada Alinea.id pada Kamis.

Menurut Dubes Ardiyasa, ada 374 WNI yang menetap di Sri Lanka, sebanyak 140 di antaranya berada di Kolombo.

"Mayoritas WNI merupakan pekerja di bidang hospitality seperti hotel, restoran, spa. Ada pula yang bekerja sebagai awak kapal penangkap ikan dan mereka yang memiliki status mahasiswa," tambahnya.

Ancaman balas dendam

Pengeboman yang melukai lebih sekitar 500 orang itu memecah kedamaian yang ada di negara dengan mayoritas penduduk beragama Buddha itu.

Sementara itu, kekhawatiran tumbuh dari gelombang ketegangan yang ada.

Beberapa muslim dilaporkan telah meninggalkan Negombo di pantai barat Sri Lanka sejak pengeboman mematikan itu terjadi. 

Sementara itu di Kolombo, setelah mendapat ancaman balas dendam, ratusan muslim asal Pakistan langsung meninggalkan ibu kota itu dengan menggunakan bus.

"Beberapa warga Sri Lanka menyerang rumah kami," ujar salah satu dari mereka, Adnan Ali. (Reuters, Haaretz, CNA)

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan