Sebuah organisasi pemantau jaringan internet Net Blocks mengatakan internet di hampir seluruh wilayah Ukraina mengalami gangguan serius pada Sabtu (26/2) di tengah serangan yang dilakukan oleh Rusia.
Seperti dikutip The Guardian, Net Blocks telah mengonfirmasikan bahwa gangguan signifikan dimulai di Kota Kharkiv, 480 km dari Ukraina pada Kamis (24/2) sebelum menyebar ke seluruh negeri pada Sabtu (26/2) pagi.
Organisasi yang sama menyatakan gangguan dialami GigaTrans, penyedia jasa internet terbesar di Ukraina. Layanan ini menjangkau ke seluruh negara.
"Walaupun koneksi dalam skala kecil tetap tersedia melalui rute lain, insiden itu kemungkinan akan berdampak signifikan pada infrastruktur, membatasi kemampuan warga untuk berkomunikasi," ujar Net Blocks.
Saat ini Net Blocks telah menyelidiki penyebab gangguan internet tersebut termasuk konteks yang melatarbelakanginya. Gangguan telekomunikasi di Ukraina sejauh ini dikaitkan dengan pemadaman listrik, serangan siber, dan sabotase dari pihak luar. Sejauh ini kontak dan postingan gambar masih bisa dilakukan di beberapa tempat.
Sebelumnya Ukraina juga pernah menuduh Rusia melakukan serangan siber pada Selasa (15/2) pertengahan Februari. Serangan itu bersamaan dengan tuntutan Presiden Amerika Serikat Joe Biden terhadap Rusia untuk menarik 150.000 lebih tentaranya dari perbatasan Ukraina.
Kekuatan dunia terlibat dalam salah satu krisis terdalam dalam hubungan Timur-Barat selama beberapa dekade, karena pengaruh pasca-Perang Dingin, Moskow dituduh ingin menghentikan Kiev. Negara-negara Barat juga telah mendesak warganya untuk segera meninggalkan Ukraina karena serangan dari Rusia bisa datang kapan saja. Prediksi ini benar-benar terjadi dua hari lalu.
Seperti diberitakan Reuters, Rabu (16/2), Kementerian Pertahanan Rusia menerbitkan rekaman untuk menunjukkan bahwa mereka mengembalikan beberapa pasukan ke pangkalan setelah latihan. Biden mengatakan Amerika Serikat belum memverifikasi langkah itu.
“Analis kami menunjukkan bahwa mereka tetap berada dalam posisi yang mengancam," ungkap Gedung Putih.
Beberapa jam setelah pengumuman penarikan itu, Ukraina mengatakan jaringan online Kementerian Pertahanan dan dua bank-yakni Ukraina Privatbank dan Ohadbank- kewalahan dalam mengendalikan layanan digital. Website mereka diketahui telah diretas dengan membuat lalu-lintas data menjadi sangat tinggi. Pengguna bank Ukraina Privatbank melaporkan masalah dengan pembayaran dan aplikasi perbankan, sementara Oshadbank mengatakan sistemnya telah melambat.