Wall Street Journal melaporkan (17/10), Soros telah menyumbangkan sebagian besar kekayaannya ke organisasi amal. Milyuner filantropi ini telah mentransfer uang sebesar US$ 18 miliar ke Open Society Foundations yakni sebuah kelompok amal internasional yang bekerja di lebih dari 100 negara.
Organisasi tersebut fokus dalam proyek bantuan pengungsi, kesehatan masyarakat dan banyak topik lainnya. Nilai sumbangan Soros tersebut mencapai 80% dari total kekayaan pemodal.
Sebelum memutuskan untuk mentransfer, Soros memiliki kekayaan bersih sebesar US$ 23 miliar. Atas sumbangan tersebut, pria yang menempati posisi orang terkaya ke-29 di dunia ini berhasil melambungkan Open Society Foundations ke jajaran terdepan badan amal Amerika berdasarkan total aset.
Mengutip data tahun 2014, satu-satunya badan amal Amerika yang lebih besar dari Open Society adalah Bill and Melinda Gates Foundation yang juga didanai sejumlah miliarder terkenal.
Ini bukan pertama kalinya Soros menyumbangkan kekayaannya ke badan amal. Ia telah memulai pemberian amal sehaj tahun 1979.
Sembilan tahun setelahnya ia membangun Soros Fund Management. Selama empat dekade ini, pria yang sempat dituduh sebagai biang keladi dari krisis di Asia Tenggara ini telah memberikan total sumbangan sebesar US$ 12 miliar.
Soros melakukan pekerjaan amalnya pertama kali, lewat pemberian bantuan bagi orang kulit hitam asal Afrika Selatan dengan bantuan beasiswa. Selain itu, selama perang dingin tahun 1947-1991 ia menyediakan mesin fotokopi untuk orang-orang yang tinggal di Eropa timur agar dapat mencetak ulang teks yang dilarang oleh pemerintah komunis. Jasa lain Soros adalah upayanya untuk mengintegrasikan Roma di Eropa.