close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Benny Gantz bersama Presiden Israel Reuven Rivlin. Twitter/@gantzbe
icon caption
Benny Gantz bersama Presiden Israel Reuven Rivlin. Twitter/@gantzbe
Dunia
Kamis, 24 Oktober 2019 11:42

Giliran Benny Gantz berkesempatan bentuk pemerintahan Israel

Benny Gantz mendapat kesempatan untuk membentuk pemerintahan baru Israel setelah Benjamin Netanyahu gagal melakukannya.
swipe

Presiden Israel Reuven Rivlin menugaskan mantan kepala staf militer Benny Gantz untuk membentuk pemerintahan baru setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu gagal melakukannya.

Aliansi Biru dan Putih yang dipimpin Gantz memperoleh 33 kursi dari jumlah 120 kursi Knesset, sementara Netanyahu lewat Partai Likud-nya memenangi 32 kursi dalam pemilu Israel 17 September. Kedua pihak jauh dari kondisi mengamankan mayoritas di parlemen.

"Sebelumnya, saya berjanji untuk membentuk pemerintah persatuan liberal dan itulah yang akan saya lakukan. Pemerintah yang saya bangun akan melayani seluruh warga Israel," kata Gantz di kediaman resmi Presiden Rivlin pada Rabu (23/10).

Gantz diberi waktu 28 hari untuk membentuk pemerintahan baru. Jika pembicaraan koalisi yang diupayakan Gantz juga berujung buntu, setiap anggota parlemen yang didukung oleh mayoritas setidaknya 61 anggota Knesset akan menjadi yang berikutnya untuk mendapat kesempatan membentuk koalisi.

Jika tidak ada kandidat yang dapat mengakhiri krisis politik, Israel akan menghadapi pemilu ketiga dalam satu tahun terakhir.

"Ini adalah hari-hari yang menentukan," kata Presiden Rivlin. "Urgensi waktu dan tantangan mengharuskan kita untuk membentuk pemerintahan sesegera mungkin."

Peristiwa ini menandai pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade terakhir bahwa pihak lain selain Netanyahu diberikan kesempatan untuk memimpin pemerintah Israel.

Berakhirnya era PM Netanyahu akan menjadi momen luar biasa dalam politik Israel. Dia telah memimpin negara itu dengan rekor lebih dari 13 tahun.

Kebuntuan politik Israel telah melukai PM Netanyahu, terutama ketika dia juga diduga terlibat dalam tiga kasus korupsi. Diperkirakan dalam beberapa pekan mendatang Jaksa Agung Israel akan mengumumkan apakah dia berencana untuk melayangkan tuntutan. Netanyahu telah membantah semua tuduhan terhadapnya.

Tuduhan terkait korupsi itu menambah tekanan pada Netanyahu untuk tetap menjabat. Jika dia mempertahankan perannya sebagai perdana menteri, dia tidak akan diminta untuk mundur, bahkan jika didakwa.

Demi memblokir peluang Gantz membentuk pemerintahan, Netanyahu dilaporkan berencana bertemu dengan partai sayap kanan dan partai-partai agama yang lebih kecil untuk membujuk agar mereka tidak bersekutu dengan Gantz.

Salah satu cara bagi Gantz untuk membentuk pemerintahan adalah membuat kesepakatan dengan Avigdor Lieberman yang partainya memiliki delapan kursi. Selain itu, Gantz juga dapat berupaya mendapatkan dukungan dari partai-partai Arab.

Namun, Liberman, seorang ultranasionalis yang kerap disebut rasialis, menggambarkan politikus Arab sebagai musuh.

Presiden Rivlin, PM Netanyahu, Gantz dan Lieberman mengatakan mereka menginginkan pemerintahan yang bersatu, tetapi mereka tidak dapat menyepakati cara mencapainya.

Aliansi Biru dan Putih berpendapat bahwa Gantz harus menjadi perdana menteri karena partainya memenangkan kursi terbanyak dalam pemilu terakhir.

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan