Di tengah kesulitan persenjataan dan personel militer, Ukraina kehilangan seorang asisten panglima militer karena insiden konyol. Mayor Gennadiy Chastyakov tewas karena granat yang meledak. Masalahya, granat itu adalah hadiah ulang tahun yang diberikan temannya.
Chastyakov adalah ajudan panglima militer Ukraina, Valery Zaluzhny. Spekulasi pun beredar, sebenarnya granat itu 'dikirim' untuk membunuh Zaluzhny yang tengah berseteru dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Menteri Dalam Negeri Ukraina Ihor Klymenko di Telegram mengatakan Mayor Gennadiy Chastyakov sebelumnya menerima kotak hadiah ulang tahun dari seorang rekannya pada hari Senin yang berisi beberapa granat “model Barat”.
Putra Chastyakov yang berusia 13 tahun kemudian mengambil salah satu granat dan mulai memutar cincinnya, tulis Klymenko. Saat Chastyakov mengambil granat darinya, cincinnya ditarik keluar dan senjatanya diledakkan.
Zaluzhny, panglima militer Ukraina, menulis di Telegram bahwa “asisten dan teman dekatnya” itu meninggal “dalam keadaan yang tragis.”
Polisi menemukan lima granat lagi yang belum meledak di apartemen tersebut, kata Klymenko.
Polisi daerah Kiev melaporkan bahwa putra asisten tersebut terluka parah akibat ledakan tersebut, dan sedang dirawat secara medis.
Menurut Klymenko, polisi mengidentifikasi “sesama prajurit” yang memberikan hadiah kepada Chastyakov, dan menemukan dua granat serupa saat penggeledahan di kantornya.
Polisi mengatakan proses pidana telah dimulai dan penyelidikan sedang berlangsung, meskipun kementerian dalam negeri Ukraina kemudian mengatakan bahwa mereka menganggap kematian tersebut sebagai “kecelakaan” berdasarkan informasi awal.
“Berdasarkan informasi yang kami miliki sekarang, kami dapat mengatakan bahwa itu adalah kecelakaan, kelalaian dalam penanganan amunisi,” kata Mariana Reva, juru bicara Kementerian Dalam Negeri di TV nasional.
“Ada kemungkinan kasus tersebut akan direklasifikasi berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan.”
Hadiah itu “berbentuk sebuah kotak, di dalamnya ada sebotol alkohol dan enam granat,” kata Reva.
Dia mengatakan bahwa rekannya memberikan granat ini kepada korban, sambil menunjukkan bahwa granat tersebut adalah granat tempur.
”Sayangnya kata-kata tersebut tidak dianggap serius oleh almarhum, tambah Reva.
Klymenko membantu Zaluzhny sebagai panglima militer yang memimpin pasukan Ukraina dalam perang dengan Rusia.
“Sejak awal invasi besar-besaran, (Gennadiy) adalah bahu yang dapat diandalkan bagi saya, sepenuhnya mengabdikan hidupnya untuk Angkatan Bersenjata Ukraina dan perjuangan melawan agresi Rusia,” tulis panglima militer itu di Telegram.
Asisten tersebut memiliki seorang istri dan empat anak; Selain anak laki-lakinya mengalami luka, putrinya juga mengalami luka ringan, menurut Reva.
Granat untuk membunuh panglima militer Ukraina?
Kematian Chastyakov merupakan kemunduran terbaru bagi militer Ukraina, setelah serangan rudal menewaskan 19 tentara dalam serangan Rusia pada upacara penghargaan di dekat garis depan di wilayah selatan Zaporizhzhia. Ada kritik luas yang mempertanyakan kenapa upacara tersebut diizinkan berlangsung di daerah berbahaya.
Sementara, anggota parlemen pro-presiden Maryana Bezulha mengatakan kematian Chastyakov terjadi karena kelalaiannya.
"Saya tidak pernah mengira Hennadiy akan mati karena kecerobohan pada hari ulang tahunnya sendiri."
Namun, penyebab resmi ledakan tersebut dipertanyakan oleh komentator Ukraina, beberapa di antaranya berspekulasi apakah itu serangan yang menargetkan Zaluzhny sendiri, dengan asumsi bahwa dia mungkin menghadiri perayaan ulang tahun ajudannya.
Spekulasi ini dikaitkan dengan sikap Zaluzhny pekan lalu yang blak-blakan bicara mengenai situasi di garis depan Ukraina melawan pasukan invasi Rusia.
“Sama seperti Perang Dunia I, kita telah mencapai tingkat teknologi yang membuat kita menemui jalan buntu,” katanya kepada Economist.
“Kemungkinan besar tidak akan ada terobosan yang mendalam dan indah,” imbuh dia.
Baik Kremlin maupun Presiden Volodymr Zelensky membantah perang telah menemui jalan buntu.
“Hari ini orang-orang lelah, semua orang lelah, dan ada pendapat berbeda. Itu jelas, tapi tidak ada jalan buntu,” kata Zelensky pada akhir pekan lalu.
Dalam pidato rutinnya pada Senin malam, ia mengimbau masyarakat Ukraina untuk bersatu, menghindari perpecahan dalam perselisihan atau prioritas lain.
Zelensky yang terpilih pada 2019 itu juga mengumumkan bahwa "sekarang bukan waktu yang tepat" untuk pemilihan presiden yang akan diadakan pada musim semi mendatang, karena Ukraina sedang berperang dan berada di bawah darurat militer. (foxnews, cnn, rnz)