Nyaris 1.000 migran Amerika Tengah memasuki Meksiko selatan pada Kamis (17/1). Peristiwa itu merupakan ujian bagi pemerintah baru yang dipimpin oleh Andrés Manuel López Obrador untuk mengelola eksodus berkelanjutan yang dipicu oleh kekerasan dan kemiskinan.
Instituto Nacional de Migración atau National Institute of Migration Meksiko mengatakan 969 migran asal Honduras, El Salvador, Guatemala dan Nikaragua menyeberang ke Ciudad Hidalgo hanya beberapa hari setelah karavan baru berangkat dari Amerika Tengah.
Karavan migran dari Amerika Tengah tersebut menyulut perdebatan mengenai kebijakan imigrasi AS, di mana Donald Trump menggunakan isu ini untuk mengamankan dukungan atas rencananya membangun dinding perbatasan dengan Meksiko.
Presiden Obrador mengupayakan pendekatan kemanusiaan untuk isu tersebut, bersumpah untuk membendung arus migran dengan memberi pekerjaan bagi mereka. Sebagai gantinya, dia ingin Trump membantu memacu pembangunan ekonomi di kawasan.
Pemerintah AS telah mengalami penutupan atau government shutdown selama lebih dari tiga pekan karena Demokrat menolak permintaan Trump untuk memberikan pendanaan sebesar US$5,7 miliar bagi pembangunan dinding perbatasan AS-Meksiko.
Pembangunan dinding perbatasan merupakan salah satu janji kampanye Trump dalam Pilpres 2016.
Pejabat Meksiko memasang gelang pada para migran ketika mereka memasuki negara itu untuk memantau aliran orang. Gelang tersebut harus disimpan sampai mereka mendaftar ke otoritas.
"Begitu terdaftar, migran yang memenuhi persyaratan untuk tinggal akan diberikan visa kemanusiaan, yang memungkinkan mereka untuk bekerja di Meksiko atau melanjutkan ke perbatasan AS," ungkap Ana Laura Martinez de Lara, direktur jenderal kontrol migrasi dan verifikasi.
Dia menambahkan, "Mereka yang memasuki Meksiko lewat penyeberangan perbatasan resmi telah melakukannya dengan sangat tertib dan sopan, berbeda dengan bentrokan yang terjadi di perbatasan pada Oktober lalu ketika sebuah karavan yang lebih besar mulai menyeberang lewat Guatemala."
"Beberapa migran diperkirakan akan menetap di Meksiko untuk mencari pekerjaan. Namun, terlalu dini untuk menyebut jumlahnya," imbuhnya.
Martinez de Lara lebih lanjut menerangkan bahwa sekitar 700 orang masih menunggu untuk menyeberang ke Meksiko dari Tecun Uman di sisi perbatasan Guatemala. Dia tidak mengungkapkan apakah ada orang yang mencoba menyeberang ke Meksiko secara ilegal.
Pemerintah Meksiko mengatakan, Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard berencana untuk bertatap muka dengan Menlu AS Mike Pompeo untuk membahas upaya mereka untuk mengatasi tantangan migrasi. Meski demikian belum ada waktu pasti yang diumumkan.
Sementara itu, 375 migran yang berhasil menyeberang ke AS secara ilegal pada awal pekan ditangkap oleh petugas Patroli Perbatasan AS yang ditempatkan di sektor Yuma, Arizona.
"Mayoritas besar kelompok itu adalah anggota keluarga yang datang dari Guatemala," jelas Presiden Dewan Patroli Perbatasan Nasional Brandon Judd. "Itu yang terbesar yang pernah saya dengar."
Pejabat Patroli Perbatasan dilaporkan telah menemukan terowongan canggih yang digunakan untuk memindahkan orang atau narkoba di bawah pagar perbatasan yang ada, dan para migran yang terlibat dalam penyeberangan pada Senin (14/1) hanya menggali lubang di bawah pagar perbatasan dan menyelinap di bawahnya.
"Mereka menggali di bawah pagar," kata Judd. "Tidak seperti kebanyakan daerah di sepanjang perbatasan, Yuma memiliki beberapa daerah yang sangat berpasir yang mudah digali." (Reuters dan CNN)