Diperkirakan 70.000 orang berunjuk rasa di Praha terhadap pemerintah Ceko, Sabtu (4/9). Mereka menyerukan koalisi yang berkuasa untuk berbuat lebih banyak untuk mengendalikan melonjaknya harga energi dan menyuarakan penentangan terhadap Uni Eropa dan NATO.
Penyelenggara demonstrasi dari sejumlah kelompok politik sayap kanan dan pinggiran termasuk Partai Komunis, mengatakan negara Eropa tengah itu harus netral secara militer dan memastikan kontrak langsung dengan pemasok gas, termasuk Rusia.
Polisi memperkirakan jumlah pengunjuk rasa sekitar 70.000 pada sore hari.
“Tujuan dari demonstrasi kami adalah untuk menuntut perubahan, terutama dalam memecahkan masalah harga energi, terutama listrik dan gas, yang akan menghancurkan perekonomian kita musim gugur ini,” kata salah satu penyelenggara acara Jiri Havel kepada situs berita iDNES.cz.
Protes di Wenceslas Square di pusat kota diadakan sehari setelah pemerintah selamat dari mosi tidak percaya di tengah klaim oposisi soal kelambanan tindakan terhadap inflasi dan harga energi.
Pemungutan suara menunjukkan bagaimana krisis energi Eropa memicu ketidakstabilan politik karena melonjaknya harga listrik memicu inflasi, yang sudah pada tingkat yang tidak terlihat dalam tiga dekade.
Perdana Menteri Petr Fiala, yang memimpin koalisi lima partai kanan-tengah, mengatakan kepada layanan berita CTK pada hari Sabtu bahwa para pengunjuk rasa tidak mengutamakan kepentingan negara.
"Protes di Lapangan Wenceslas diserukan oleh kekuatan yang pro-Rusia, dekat dengan posisi ekstrem dan bertentangan dengan kepentingan Republik Ceko," katanya.(nypost)