Hillary Clinton mengkritik sesama politikus Partai Demokrat, Bernie Sanders, mengatakan bahwa tidak ada yang suka dan tidak ada yang ingin bekerja dengannya. Kritikan tersebut disampaikan Hillary dalam wawancara dengan The Hollywood Reporter pada Selasa (21/1).
Istri dari mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton itu mengalahkan Sanders dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat 2016.
"Dia berada di Kongres selama bertahun-tahun dan hanya ada satu senator yang mendukungnya. Tidak ada yang menyukainya, tidak ada yang mau bekerja dengannya, dan dia tidak melakukan apa-apa," kata Hillary.
Selain itu, Hillary mengatakan bahwa klaim Sanders yang menyatakan dia mewakili kelas pekerja AS sebagai omong kosong.
Dia juga mengkritik budaya kerja staf kampanye Sanders yang menurutnya melanggengkan seksisme, rasisme, dan misogini.
"(Budaya itu) terkandung dalam timnya dan pendukungnya yang menyerang para pesaingnya, terutama para wanita," lanjut Hillary.
Ketika ditanya apakah dia akan mendukung Sanders jika pria usia 78 tahun itu memenangi Konvensi Nasional Partai Demokrat 2020, Hillary menjawab, "Saya belum berpikir ke arah sana".
Namun, dalam twitnya pada Selasa malam, mantan Menteri Luar Negeri AS itu mengklarifikasi posisinya.
"Prioritas nomor satu AS dan dunia adalah untuk memberhentikan Donald Trump dan seperti yang selalu saya lakukan, saya akan mendukung para kandidat (dari Partai Demokrat)," twit dia.
TWITTER HILLARY
Pada Selasa, Sanders mengeluarkan pernyataan yang dianggap sebagai tanggapan atas komentar Hillary.
"Fokus saya tertuju pada momen monumental dalam sejarah AS yakni sidang pemakzulan Trump. Bersama-sama, kita akan maju dan mengalahkan presiden paling berbahaya dalam sejarah AS," kata dia.
Ini bukan pertama kalinya Sanders dikritik politikus wanita. Pada Januari, rival Sanders dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat 2020 Elizabeth Warren menyebutkan, pada 2018, Sanders mengatakan kepadanya bahwa seorang wanita tidak dapat mengalahkan Trump di Pilpres AS 2020.
Sanders sendiri membantah pernah berkomentar seperti itu.
Sebelumnya pada akhir pekan, ahli hukum Fordham University Zephyr Teachout menulis artikel opini di The Guardian mengenai kandidat konvensi Demokrat lainnya, Joe Biden, yang dia sebut terseret korupsi.
Menyusul artikel itu, sejumlah kelompok pro-Sanders memviralkan tagar #BiddenIsCorrupt.
Sanders kemudian meminta maaf, mengatakan kepada CBS News bahwa dia sama sekali tidak memandang bahwa Biden melakukan tindak korupsi.
"Saya menyayangkan artikel opini itu," kata senator berusia 78 tahun itu.
Biden menerima permintaan maaf Sanders dengan mentwit, "Jenis serangan seperti itu tidak memiliki tempat di konvensi Demokrat. Mari kita tetap fokus untuk membuat Donald Trump menjadi presiden dengan satu masa jabatan". (The Guardian)