New Delhi, India, mengalami hari terdingin dalam lebih dari satu abad terakhir di tengah gelombang dingin yang melanda bagian utara negara itu.
Kabut tebal menyelimuti ibu kota pada Senin (30/12). Suhu hari itu tercatat 9,4 derajat Celcius dan tingkat polusi memuncak.
New Delhi mulai mencatat suhu sejak 1901. Pada 2 Januari 2013, kota itu pernah berada pada suhu 9,8 derajat Celcius.
Senin siang, suhu di wilayah utara kota turun 10 derajat Celcius di bawah rata-rata. Sekitar 200 tempat penampungan di New Delhi dipenuhi para tunawisma yang mencari perlindungan dari suhu yang dingin.
Tidak seperti kota-kota di Eropa dan Amerika Serikat, yang sebagian besar bangunannya dilengkapi dengan sistem pemanas, rumah-rumah di India tidak dibangun untuk musim dingin.
Rumah-rumah di New Delhi bahkan tidak memiliki perapian karena kota itu pun kerap mengalami musim panas yang cenderung ekstrem.
Permintaan untuk pemanas ruang meningkat menjelang bulan-bulan musim dingin. Namun, jutaan warga India yang miskin dan tidak mampu membeli pemanas mengandalkan metode kuno untuk menghangatkan ruangan, seperti menggunakan selimut tebal.
Jaket khusus musim dingin juga merupakan barang langka di India. Orang-orang cenderung menggunakan sweter atau syal.
Visibilitas rendah akibat suhu dingin pada Senin memaksa pihak berwenang menangguhkan 30 perjalanan kereta dan 450 penerbangan dari dan ke New Delhi. Visibilitas rendah pun memengaruhi lalu lintas di kota tersebut.
Badan cuaca India memprediksi gelombang dingin akan berlanjut di New Delhi hingga Selasa (31/12) pagi. Gelombang dingin juga menyebar ke sebagian besar Negara Bagian Uttar Pradesh serta Haryana dan Punjab.