International Monetary Fund (IMF) mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Direvisi naik ke atas. Sebelumnya, pada Oktober 2022, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia 2023 sebesar 2,7%. Lalu, dikoreksi menjadi 2,9%. Namun, angka tersebut masih di bawah perkiraan pertumbuhan 3,4% pada 2022.
IMF juga memperkirakan adanya pelonggaran inflasi pada tahun ini karena kenaikan suku bunga yang agresif oleh The Fed dan bank sentral negara lain. Naiknya suku bunga juga diperkirakan akan memperlambat permintaan konsumen yang mendorong harga lebih tinggi. Karenanya, inflasi konsumen diprediksi turun dari 8,8% pada 2022 menjadi 6,6% dan pada 2024 menjadi 4,3%.
"Kondisi global telah membaik karena tekanan inflasi mulai mereda. Ini menjadi jalan kembali ke pemulihan penuh dengan pertumbuhan berkelanjutan, harga stabil, dan kemajuan untuk semua baru saja dimulai," ujar Kepala Ekonom IMF, Pierre Olivier Gourinchas, dalam konferensi pers di Singapura, Rabu (1/2) waktu setempat.
Melansie APNews, membaiknya prediksi ekonomi secara global tersebut dipengaruhi keputusan China pada akhir 2022 untuk mencabut kebijakan zero Covid-19. "Ini tentu saja merupakan faktor menguntungkan yang akan mendorong lebih banyak aktivitas," kata Gourinchas.
Sejalan dengan hal tersebut, IMF berharap pertumbuhan ekonomi China 2023 melebihi perkiraan pada Oktober 2022, dari 4,4% menjadi 5,2%. Sebelumnya, perekonomian Beijing pada 2022 hanya tumbuh 3% dan ini capaian terendah selama 40 tahun terakhir.
China juga merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua setelah Amerika Serikat (AS). Menurut Gourinchas, China dan India harus menyumbang setengah dari pertumbuhan global tahun ini, sedangkan AS dan Eropa berkontribusi 10%.
Hal serupa juga terjadi pada prospek pertumbuhan ekonomi AS 2023, yang diperkirakan IMF tumbuh sekitar 1,4%. Sementara itu, 19 negara dengan mata uang euro diprediksi tumbuh 0,7%.
Gourinchas menilai, meski Eropa tengah mengalami defisit energi dan harganya lebih tinggi, tetapi masih lebih tanggung dari yang diperkirakan. Alasannya, perekonomian Eropa terselamatkan musim dingin yang lebih hangat dari perkiraan sehingga menekan permintaan gas alam.
Gourinchas melanjutkan, hal berbeda akan terjadi di Inggris, ekonominya justru diproyeksi menyusut 0,6% pada 2023. Padahal, sebelumnya diperkirakan tumbuh 0,3%. Perkiraan ini dilandasi suku bunga yang lebih tinggi dan anggaran pemerintah yang lebih ketat.
"Angka-angka ini mengonfirmasi bahwa kami tidak kebal terhadap tekanan-tekanan yang melanda hampir semua ekonomi negara maju. Tantangan jangka pendek seharusnya tidak mengaburkan prospek jangka panjang kami. Inggris mengungguli banyak perkiraan tahun lalu dan jika kami tetap berpegang pada rencana kami untuk mengurangi separuh inflasi, Inggris masih diperkirakan akan tumbuh lebih cepat daripada Jerman dan Jepang selama beberapa tahun mendatang," tutur Menteri Keuangan Inggris, Jeremy Hunt.