close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Warga mengungsi setelah pejuang Tentara Pembebasan Suriah yang didukung oleh Turki mengontrol desa Khaldieh di timur Afrin, Suriah, Sabtu (10/3). / Antarafoto
icon caption
Warga mengungsi setelah pejuang Tentara Pembebasan Suriah yang didukung oleh Turki mengontrol desa Khaldieh di timur Afrin, Suriah, Sabtu (10/3). / Antarafoto
Dunia
Senin, 12 Maret 2018 12:25

Impor senjata meningkat, konflik terus membara

Impor senjata meningkat tajam di negara-negara Timur Tengah dan Asia belakangan ini. Itu diduga bisa memicu perang dan ketegangan di sana.
swipe

Pada periode 2013-2017, impor senjata di wilayah konflik Timur Tengah meningkat dua kali lipat atau 103% dibandingkan lima tahun sebelumnya. Itu merupakan analisis dan kesimpulan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI). Negara-negara Timur Tengah mengimpor hampir 32% senjata di seluruh dunia.

“Saudi yang berkonflik dengan gerilyawan Syiah di Yaman menjadi negara pengimpor senjata terbesar di dunia setelah India,” demikian analisis SIPRI, dilansir Channel News Asia, Senin (12/3). Amerika Serikat mengekspor 61% senjata ke Saudi dan ke Inggris sebanyak 23%. Pada Jumat pekan lalu, Inggris mendapatkan 48 pesawat tempur Eurofighter Typhoon buatan BAE System.

“Meluasnya konflik di Timur Tengah memicu perhatian tentang pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Saudi. Itu menjadi perdebatan di Eropa Barat dan Amerika Utara di mana banyak aktivis meminta pembatasan penjualan senjata ke Riyadh,” ujar peneliti senior SIPRI Pieter Wezeman. Dia menambahkan AS dan negara Eropa lainnya masih menjadi pengekspor utama senjata ke Saudi.

Kenapa India justru mengalami peningkatan drastis dalam impor senjata? Asia memang berlomba untuk mengimpor senjata. Sepanjang 2013-2017, impor senjata di Asia mencapai 42 persen dari seluruh total. Dan India adalah negara pengimpor terbesar dengan Rusia sebagai pengekspor utamanya sebesar 62 persen. Pada saat yang sama, ekspor senjata AS ke India meningkat enam kali lipat dalam lima tahun terakhir.

Apa pemicunya? “Ketegangan antara India dengan Pakistan menjadi permasalahan utama. Kemudian, New Delhi juga berkonflik dengan Beijing,” ujar peneliti SIPRI Siemon Wezeman. Dia menambahkan China kini sudah mampu memproduksi senjata sendiri dan memperkuat hubungan dengan rival utama India, yakni Pakistan, Bangladesh, dan Myanmar.

img
Dika Hendra
Reporter
img
Purnama Ayu Rizky
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan