Menteri Transportasi dan Sumber Daya Air Nitin Gadkari menegaskan kembali rencana negara itu untuk menyetop pasokan air ke Pakistan.
Rencana itu merupakan upaya terbaru New Delhi untuk menekan Pakistan menyusul serangan kelompok militan di distrik Pulmawa, Kashmir, pada Kamis (14/2).
"Pemerintah India memutuskan untuk menghentikan pasokan air kami yang dulu mengalir ke Pakistan," tutur Gadkari pada Kamis (21/2).
Dia menyatakan pemerintahannya akan mengalihkan aliran air Sungai Indus, yang sebelumnya dialirkan ke Sungai Ravi yang melewati kedua negara. Selanjutnya, aliran air tersebut akan ditampung di bendungan lain. Aliran air itu akan dipasok kepada warga India di negara bagian Jammu dan Kashmir, serta Punjab.
Gadkari menambahkan, dia hanya menyampaikan hal yang sebelumnya sudah diputuskan oleh Perdana Menteri India Narendra Modi, termasuk terkait proyek pembangunan bendungan baru.
Pernyataan itu menyoroti amarah New Delhi atas serangan oleh kelompok bersenjata yang berbasis di Pakistan, Jaish-e-Mohammed (JeM), pekan lalu di wilayah Kashmir. Serangan itu menewaskan 40 anggota polisi paramiliter.
India menuding Pakistan tidak berupaya cukup keras untuk mengendalikan kelompok militan semacam itu, tetapi Pakistan membantah keterlibatan mereka dalam serangan tersebut.
India dan Pakistan berbagi pasokan air dari Sungai Indus dan sebagian anak sungainya yang mengalir di wilayah kedua negara. Kesepakatan pembagian pasokan air itu diatur dalam Perjanjian Air Indus tahun 1960.
Dalam beberapa tahun terakhir, India telah memulai rencana irigasi dan membangun sejumlah bendungan hulu (upstream dams). Mereka mengatakan bahwa penggunaan air hulu masih sejalan dengan perjanjian pembagian pasokan air antara kedua negara.
Menyusul serangan terhadap pasukan keamanan di kota Uri, Kashmir, pada 2016, India mulai mempercepat pembangunan beberapa proyek bendungan. Pembangunan itu mempertajam ketegangan dengan Pakistan.
Islamabad menentang sejumlah proyek tersebut, mengatakan India telah melanggar perjanjian yang dimediasi Bank Dunia tentang pembagian perairan Sungai Indus.
Pada Kamis, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan memberi wewenang kepada angkatan bersenjata negaranya untuk menyerang India sebagai bentuk pertahanan. Namun, PM Khan juga mengulangi kecaman atas teror di Kashmir.
Pada Selasa (19/2), komandan militer India di Kashmir, Letnan Jenderal India KJS Dhilon, menuduh agen mata-mata Inter-Services Intelligence (ISI) Pakistan sebagai dalang yang mengendalikan orang-orang di belakang pengeboman Kashmir. (The Guardian)