Perdana Menteri Pakistan Imran Khan pada Selasa (4/2) mengumumkan akan mengimpor lebih banyak minyak sawit atau crude palm oil (CPO) dari Malaysia setelah India membatasi pembelian minyak sawit olahan dari Negeri Jiran bulan lalu.
Langkah India tersebut merupakan balasan atas kritikan PM Mahathir Mohamad soal kebijakan di Kashmir dan UU Kewarganegaraan baru mereka yang disebut mendiskriminasi umat muslim.
"Itu benar, terutama karena kami melihat India mengancam Malaysia karena mendukung soal Kashmir, mengancam akan memangkas impor minyak sawit," kata PM Khan dalam konferensi pers bersama di Kuala Lumpur.
"Pakistan akan melakukan yang terbaik untuk mengimbanginya."
Tidak hanya membatasi impor minyak sawit olahan, tetapi India juga mendesak pembeli untuk setop membeli minyak sawit mentah dari Malaysia.
Menurut Dewan Minyak Sawit Malaysia, Pakistan membeli 1,1 juta ton minyak sawit dari Malaysia tahun lalu. Sementara India mengimpor 4,4 juta ton.
India telah berulang kali keberatan dengan pernyataan Mahathir yang menentang langkahnya untuk mencabut otonomi Kashmir dan mengesahkan UU Kewarganegaraan yang memudahkan warga nonmuslim dari negara tetangga yang mayoritas muslim, yaitu Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan untuk mendapat kewarganegaraan.
Dalam konferensi pers, PM Mahathir tidak blak-blakan menyinggung Kashmir. Namun, PM Khan melakukannya.
"Cara Anda, PM, berdiri bersama kami dan bicara tentang ketidakadilan yang terjadi, atas nama Pakistan, saya benar-benar ingin mengucapkan terima kasih," ujar PM Khan.
Pemerintah India sendiri belum mengungkap detail kebijakan mereka tentang impor minyak sawit Malaysia.