Media Rusia Ria Novosti membagi berita tentang penemuan sejumlah bukti yang dianggap sebagai tanda-tanda keberadaan pasukan asing yang membantu Ukraina. Yang menarik, dari jejak itu, ada bungkusan Indomie mi goreng rasa pedas yang tercecer di bekas markas pejuang Ukraina.
Bungkus makanan, yang dianggap sebagai jejak pasukan asing itu, ditemukan di Troitskoye, sebuah tempat di Obolast Lugansk, Donbas, dekat Kota Popasna.
"Sisa-sisa perbekalan asing ditemukan di bekas markas besar pasukan Ukraina di desa Troitskoye, yang terletak di dekat kota Popasnaya," tulis Ria Novosti, Jumat (27/5).
Troitskoye berada di bawah kendali pasukan keamanan Ukraina selama delapan tahun. Di sepanjang jalan menuju desa inilah garis demarkasi yang ditentukan oleh perjanjian Minsk, membentang. 'Di gedung tempat markas Ukraina dulu, sekarang hanya tersisa kucing," tulis media itu lagi.
Di dekat gedung, para pejuang Lugansk People's Republic (LPR) menemukan banyak paket sembako. Masih ada kotak perbekalan yang belum tersentuh. Disebutkan Ria Novosti, semua ini ternyata produksi asing, tidak ada barang seperti itu di Ukraina.
Misalnya ditemukan American chips, British muesli, waffle, mie instan, dan teh dari negara lain. Selain itu, ada banyak bungkus rokok Duty Free di lokasi. Dengan temuan ini, dicurigai pernah ada pasukan asing di wilayah ini.
"Menurut para pejuang resimen Cossack senapan bermotor keenam yang dinamai Matvey Platov, semua ini mungkin menunjukkan bahwa ada tentara bayaran asing di tempat. Juga, militer Lugansk percaya bahwa instruktur asing dapat melatih orang Ukraina," lapor Ria Novosti.
Kembali ke soal bungkus Indomie pedas. Itu nampaknya bukan produk yang dijual di Indonesia, melainkan produk yang khusus di jual untuk pasar ekspor, karena kemasannya bertuliskan bahasa Inggris. Indomie itu bertuliskan "Hot & Spicy.
Mie instant asal Indonesia memang sudah merambah pasar global. Sekadar informasi, Desember 2021, Indonesia Eximbank Institute, unit riset Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengungkap bahwa pada 2020, total ekspor mie instan Indonesia mencapai US$271,34 juta.
Ekspor itu sebagian besar ke Malaysia, 31,40%, Australia 9,84%, Singapura 4,70%, AS 4,51%, dan Timor Leste 4,25%. Mie instan Indonesia juga merangsek pasar Eropa dan Afrika.
Jadi jangan buru-buru membayangkan ada orang Indonesia memanggul senjata di Ukraina, dan bawa Indomie goreng di tas ranselnya.
Kemungkinan besar, memang hanya kebetulan, ada tentara yang berjuang di Ukraina, memilih mie instan asal Indonesia itu karena mie instan adalah salah satu panganan yang praktis di medan tempur. Tapi yang jadi pertanyaan kenapa bawa mie goreng yang rasa pedas? Bukannya orang asing, terutama mereka yang dari Eropa dan Amerika kurang kuat dengan rasa pedas. Dan risiko makan pedas buat orang yang tidak terbiasa, adalah mulas. Tentu itu tidak kondusif dalam situasi perang. Mungkin itu juga jawaban kenapa mie instan yang ditemukan itu belum dibuka. Yang jelas, siapa yang mengonsumsinya Ini tetap misteri.